"Menikah denganmu adalah hal terindah di dalam hidupku. Namun ternyata.. aku tidak mengenalmu," ucap Zafina. Istri Hamdani itu menutup laptopnya. Air matanya menetes. Ia sudah tidak tahan lagi. Ia hanya ingin terbangun dari mimpi buruk ini, tapi sayangnya semua yang ia alami adalah kenyataan yang harus dihadapi. Ia kira pernikahannya akan bahagia. Namun, semuanya berantakan hanya karena "keegoisannya". Wanita ini sangat amat mencintai dan takut pada Tuhannya. Ia sangat menjaga dirinya. Namun ujiannya amatlah berat hingga ia terpaksa mengikuti sebuah keputusan. Zafina hanya ingin Tuhannya tidak membencinya. Namun ia terpaksa harus melaluinya.

Senja itu bukan hanya tentang matahari yang menuju peraduannya. Lebih dari itu, namamu kusebut-sebut dalam kata.