Seila tak pernah menyangka kalau pertemuan ketiganya dengan cowok yang dia temui dibelakang sekolah akan secanggung ini. Bayangkan saja, disaat mereka yang baru dua kali bertemu dan belum saling mengetahui nama masing-masing malah dipertemukan dengan sebuah kolaborasi tak terduga. Membuat mereka diharuskan untuk saling bertemu satu sama lain hampir setiap harinya. Namun yang awalnya karena keterpaksaan mulai berubah jadi keterbiasaan hingga tanpa sadar, keduanya mulai menghabiskan banyak waktu bersama. Perasaan nyaman pun diam-diam mulai terbangun. Tapi, bagaimana jika salahsatu diantaranya mulai memakai perasaan? Bukankah ini hanyalah sebuah kedekatan sesaat, dimana projetc berahkir hubunganpun berahkir.

[PROSES REVISI] dalam lingkaran waktu, kita hanya sebetas teman. yang menganggap setiap rasa yang datang hanya sesaat, nyatanya kita tak sadar bahwa setiap perasaan itu datang, hati kita selalu memberi tau bahwa itu benar. namun manusia lebih mendengarkan akal ketimbang hati. hingga disaat kita benar-benar sadar, semuanya sudah terlambat. sebab waktu hanya memberi satu lingkara. artinya hanya ada satu kesempatan, tapi kita menyianyiakanya. dan menyesal selalu menjadi ahkir dari segalanya. Bahwa kita....bukan pemilik dari bahagia itu