lekalerang
Christy menatap gelas kopi yang setengah habis, jarinya bermain-main pada bekas lipstick di bibir cangkir. "You always do this," dia berbisik-sebuah akusasi yang terdengar lebih seperti doa.
Kemal menatapnya dari seberang meja, bayangan lampu neon memotong wajahnya jadi dua. "Do what?" suaranya rata, tapi matanya tak bisa bohong. "Run."
"No-" Christy menggeleng, hampir ketawa karena konyol-"I mean-i always wondering... why?"
Kemal menarik napas panjang. Di dalam dompetnya, ada satu keping foto kecil mereka berdua di malam festival-sesuatu yang tidak pernah ia keluarkan. "Sometimes," katanya, "I'm scared I'll break you the way I break things. So I run. Not away. Just-around. Keep it safe."
Christy menutup mata. Kata-katanya terasa seperti hujan tipis: menggenangi, tetapi cukup untuk menumbuhkan benih rindu. "Then stop running, Mal. Or run with me."