Rimbun_
- Reads 243
- Votes 97
- Parts 16
Buku Sekuntum Puisi
Pangeran Florian Loredan bagai setangkai bunga ringkai di halaman rumahmu. Ia yang mendamba rintik kaupetik. Lalu mati terbunuh karenamu. "Mekar... mekar... mekar... " mantramu dan kaupercik ia dengan setitik air. Seolah mendapat undangan dari musim semi, setangkai bunga pun bersemi.
"Pangeran Florian yang malang," teriakmu ketika segerombol gulma tumbuh di sekeliling bunga yang baru mekar. Bunga harus terpenjara oleh gulma. Namun, bagaimana jadinya jika bunga memilih memenjara cinta bersamanya?
"Oh, Liya," bisik bunga merana.