Kota Banjar, Kecamatan Langensari, di Desa Rejasari tepatnya, kami mengukir cerita bersama. Sebelum menyelam ke dalam isi diary KKN ini, penulis akan memperkenalkan tokoh nyata dalam cerita KKN kelompok 327 yang berjumlah 14 orang.... 1. Feri Sandria Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam (ketua kelompok kami) 2. Ridha Eka Rahayu Mahasiswi Hukum Keluarga (yang nulis cerita) 3. Sarifudin Mahasiswa Teknik Elektro 4. Arif Fadillah Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam 5. Dede Hidayat Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam 6. Yana Suryana Mahasiswa Manajemen 7. Reka Gumilang Mahasiswa Manajemen Keuangan Syari'ah 8. Nurasiyah Ritonga Mahasiswi Hukum Keluarga 9. Gina Nur Fatimah Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab 10. Uni Nuraini Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab 11. Dian Mardiah Mahasiswi Tasawuf dan Psikoterapi 12. Fitri Nurunnisa Mahasiswi Sejarah Peradaban Islam 13. Siti Nur Fikriyah Mahasiswi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida'iyah 14. Ulfa Nabila Cyntia Mahasiswi Administrasi Publik Tak pernah kami berfikir program KKN akan lebih indah dari ekspektasi. Kisah KKN yang berawal dari tanggal 1 Agustus 2017 hingga akhirnya tanggal 1 September 2017, akan hadir membawa kisah kasih dan gelak tawa tiada akhir. Kami akan mengukir sederet cerita di lembaran ini. Ketika tak bersatu lagi, banyak dari kita yang melupakan sejarah. Jika kebanyakan manusia memandang jauh ke depan, maka penulis akan memandang jauh ke dua sisi yaitu depan dan belakang. Jika kenangan memiliki awal dan akhir, maka cerita akan abadi sepanjang masa. Selamat membaca. 💋

Sekian lama move on, Trinda mendadak CLBK-crush lama belum kelar-melihat mas-mas mempesona berkemeja batik slimfit incarannya delapan tahun silam muncul tanpa gandengan di depan publik untuk pertama kali, plus terkonfirmasi jomblo. Harapan auto terbit. Dia bukan lagi anak SMP creepy yang diam-diam naksir sahabat masnya. Sekarang, Trinda sudah glow up, sebentar lagi lulus S1. Masa iya, masih tetep nggak ada kesempatan? "Cil ... astaga, udah pake kebaya cakep-cakep, makan es krim masih aja berantakan. Makanya kalau makan tuh sambil duduk, Nduk." Tanpa banyak usaha, keberadaannya sebagai adik satu-satunya calon mempelai pria segera ter-notice sang tamu agung. Tapi, bukan situasi seperti ini yang Trinda harapkan. Juga ... 'cil' dan 'nduk', katanya? Jadi, sudah setua ini Trinda masih dianggep bocil, gitu? Ya Tuhan ....