Seorang pelajar perempuan yang sering dibuli di sekolahnya.Kedatangan seorang lelaki telah menjadikan dirinya lebih tenang apabila lelaki tersebut sudi mendengar segala masalahnya. Namun semuanya berubah apabila pembuli tersebut berterus-terang tentang hati dan perasaannya serta sebab dia berbuat sedemikian. Dapatkah pelajar perempuan tersebut menerima pembulinya sendiri?

Pacaran? Juwi bilang, nggak pacaran pun kita masih tetap happy Pacaran? Kata Rizal, pacaran itu perlu, bisa juga dicoba dulu. Pacaran? Faiz tak mengizinkan, aku bisa saja terluka karenanya. Pacaran? Menurut Halimah, semua jawaban itu terserah padaku. *** Berdiri di Jembatan Kedung Larangan, aku menunggu dia. Kami sudah berjanji bertemu di sini. Suara truk, mobil, dan kendaraan lalu-lalang di belakangku. Bising. Kuhela napas panjang. Aku harus mantap. Inilah pilihanku. Pacaran? Aku... Pacaran merupan novel teenlit tentang seseorang bernama Ralin yang tidak ingin pacaran karena jauh dalam hatinya ada sebuah luka teramat dalam. Namun suatu hari, Badar (anak basket di sekolah, lucu dan juga pandai bersosial) menyatakan cinta kepada Ralin lewat surat. Lalu bisakah Ralin menahan pesona Badar untuk tetap dalam pendiriannya yang mengatakan dia tidak akan pacaran?

Selalu ada batas dalam setiap hubungan. Sadar atau tidak hal itu dapat melukai siapapun yang menyadarinya. Karena entah kemana takdir akan mengakhiri sebuah hubungan. *** "Lienna!" Jangan panggil dengan sebutan itu, kumohon. "Lienna, Kakak mencarimu kemana-mana. Lienna?" Ah~ aku berharap kita benar-benar saudara sekandung. "Ayo pulang, Lienna! Ibu bisa marah, ini sudah sore, Ya?" Senyum, senyum, senyum, bagaimanapun juga Aku tetaplah seorang adik dimatanya. "Baiklah, Sandres." *** Dedicated to L and my Luvly reader 😘 Happy reading💕

Rayya kecil harus membiasakan kehidupannya dengan kehidupan di panti pada umumnya, walaupun ia tahu orangtuanya akan datang menjemputnya kembali saat ia berusia 15 tahun. Dan hari itu tiba lebih cepat dari perkiraannya, karena orang tuanya datang 5 bulan sebelum ulang tahunnya yang ke 15. Tapi kepulangan Rayya tidak disambut bahagia seperti perkiraannya, karena mereka orang tuanya, blak-blakan mengatakan bahwa mereka terpaksa menerimanya kembali ke rumah mereka. Akankah Rayya bertahan? Atau menyerah kalah, karena penyakit yang sudah menggerogotinya selama 8 bulan ini, semakin membuatnya tidak tahu apa yang harus dilakukan, berjuang atau menyerah? Cerita dibalik kisah ini adalah, kisah nyata pada sebagian partnya, aku memiliki teman dulu, sejak masih sekolah sampai kami lulus sekolah, temanku itu berjuang antara sakit dan ingin diakui oleh orang tuanya, dari cerita yang temanku sampaikan beberapa tahun yang lalu, aku kumpulkan kata dan kalimatnya menjadi cerita ini. Walaupun temanku itu, menyerah kalah dan kembali kepelukan penciptaNya 5 tahun setelah keluarganya mengakui kehadirannya. Slow update banget ya.. Soalnya harus berusaha menggali ingatan kejadian yang pernah diceritakan. Semoga pada suka ya...

***Completed*** Sangat sulit untuk menyatakan perasaan yang telah lama di pendam Takut dan bimbang yang selalu bergentayangan di pikiran Seolah tak pernah mau berhenti Dan selalu membuatku kewalahan ketika menghadapinya Hingga pada saat itu, aku memiliki waktu yang tepat untuk menyatakannya Tetapi aku terlambat, sangat terlambat Kamu sudah berada di hati yang teramat istimewa bagimu Sayang sekali, itu bukan aku

bersama hujan kami menyimpan berjuta kenangan manis tak terlupakan,, dengan dinginnya hujan membuat ku ingin berkata "Aku rimdu saat-saat kita bersama dulu"