[TERBIT DI HAEBARA PUBLISHER | SEBAGIAN CERITA TELAH DIHAPUS] ACT - COLOR BLIND UNIVERSE ❝Tuhan itu adil. Tetaplah hidup dan aku akan menjadi pelangimu.❞ Ada banyak cara untuk jatuh tapi juga ada banyak usaha untuk bangkit dari tekanan. Jang Hyesang selalu terobsesi dengan yang namanya kematian, setelah ia mengalami banyak hal buruk di dalam hidupnya. Dari penghinaan di sekolah hingga kecacatan yang terjadi di dalam tubuhnya. Jang Hyesang menganggap dirinya tak layak menerima dunia. Hingga seorang murid baru datang, dia Mark Lee. Hadir dan memberitahu gadis itu, bahwa dunia layak untuk menerimanya. Segala usaha telah dilakukan untuk membuktikan bahwa dunia tak segelap seperti yang ia lihat dan pelangi akan selalu hadir berdampingan dengan sang badai. © 2018 by cosmilklatte / cosmicandteddy | November 2018 - July 2019 ⚠️[DILARANG KERAS MENJIPLAK SEMUA ISI DI DALAM CERITA INI | PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!]⚠️

(Completed) "The art of dying is the art of living. The honesty and grace of the years of life that are ending is the real measure of how we die. It is not in the last weeks or days that we compose the message that will be remembered, but in all the decades that proceeded them. Who has lived in dignity, dies in dignity." -Sherin B. Nuland "Dasar anak-anak sontoloyo." itu kalimat sakti Pak Terry setiap kali dia dibikin pusing oleh ulah Injun, Jeno dan Nana. Kalimat yang bukan hanya gerutuan samar, namun tanda kekesalan berbalut rasa sayang dan kepedulian. Jika cerita adalah lagu yang terurai tanpa nada namun dengan kata, maka kisah ini adalah senandung cinta dari tiga bocah pemuja kucing, pecandu kopi dan penadah sarkasme untuk Tertius Senandika, guru yang sampai kapanpun tak akan henti mereka kagumi.