SFRNA14
- Reads 350
- Votes 13
- Parts 11
Bagi sebagian orang mungkin perjodohan adalah hal yang sangat menyebalkan, tapi tidak dengan Aiza, ia menerima dengan lapang hati ketika dirinya telah dijodohkan.
Setiap hari Aiza berdoa dan tak pernah lupa menyelipkan nama calon imamnya itu, dengan penuh pengharapan semoga dia benar- benar seseorang yang di kirimkan Allah untuk menjadi penyempurna agamanya.
Akan tetapi, bagaimana jika Aiza mengetahui bahwa perjodohan itu adalah salah satu syarat untuk memenuhi perjanjian yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka ?
Akankah perjodohan itu tetap berlanjut? Atau justru dibatalkan?