Cersil mandarin
43 stories
Golok Bulan Sabit (Yuan Yue Wan Dao) - Gu Long by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 64,104
  • WpVote
    Votes 1,592
  • WpPart
    Parts 57
Golok ada yang lurus ada pula yang melengkung, yang kita ceritakan sekarang adalah sebilah golok yang melengkung, melengkung bagaikan alis mata Cing Cing. Golok lengkung itu memang milik Cing Cing. Cing Cing adalah seorang gadis cantik tapi misterius, seperti pula rembulan yang sedang purnama di langit. Golok adalah senjata pembunuh yang ampuh. Demikian juga dengan golok lengkung milik Cing Cing, di kala kau menyaksikan cahaya golok lengkung itu berkelebat lewat, biasanya bencana segera akan tiba. Siapapun juga di dunia, ini tak seorangpun dapat menghindari cahaya golok yang lengkung itu. Cahaya golok itu tidak terlalu cepat, seperti pula sinar rembulan, di kala kau melihatnya, cahaya itu sudah menimpa di atas tubuhmu. Di langit hanya ada sebuah bulan yang purnama, di bumi ada sebilah golok yang lengkung. Di kala ia muncul di dunia, bukan selalu bencana yang dibawa, ada kalanya diapun bisa membawa kebahagiaan serta keadilan bagi umat manusia. Ting Peng baru muncul di dunia persilatan. Dalam waktu singkat dia telah mengalahkan 3 jago pedang paling tersohor dalam dunia persilatan. Sayang, pada saat menantang jago pedang berikutnya, Liu Yoksiong, dia ditipu, dikalahkan dan dipermalukan secara mengenaskan. Ting Peng yang putus asa hampir bunuh diri. Pada saat sebelum membunuh diri itulah dia menemukan keajaiban. Mendapatkan seorang isteri yang cantik jelita dan ilmu golok yang tiada tandingannya di kolong langit. Sebuah ilmu golok yang dimainkan dengan golok melengkung, melengkung bagaikan bulan sabit. Golok Bulan Sabit memang mustika, tapi bagaimanapun hebatnya sebuah golok mustika, ia cuma sebuah benda mati. Yang luar biasa justru 7 huruf yang tertera di badan golok itu. Tujuh huruf yang menyimpan cerita kelam Dunia Persilatan di masa lampau.
Ilmu Pedang Pengejar Roh - Mong Long by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 56,322
  • WpVote
    Votes 941
  • WpPart
    Parts 55
Novel karya Mong Long ini cukup unik, alur ceritanya rasanya belum pernah cayhe temui dalam cinkeng lain. Pada awal cerita, tokoh Shen Zhong Yuan sepertinya bakal menjadi tokoh utama, tetapi ternyata kemudian malah.... (Ahh, baca aja sendiri yaa, hehehe...). Setelah awal cerita, rentang waktunya langsung melompat ke masa 40 tahun kemudian, di mana bayi yang baru lahir dan ditinggalkan ibunya sudah menjadi tokoh persilatan yang disegani bernama Meng Ju Zhong dan sudah punya anak - sepasang pemuda pemudi. Baru setelah cerita berkembang lebih jauh, diceritakan flash back kejadian sekitar 20 tahun lalu dari memori Meng Ju Zhong. Inilah kisah tiga generasi - nenek, anak, dan cucu - dalam suatu pertikaian seputar perusahaan pengawalan (piauw kiok) dan perampok; kisah cinta yang rumit dan gambaran seks bebas / sebelum pernikahan yang dianggap sewajarnya. Seorang wanita yang sempat putus asa, berjiwa lurus tapi bisa juga telengas; seorang laki-laki yang menghalalkan cara gelap untuk mengejar kekayaan; seorang pemuda playboy yang tahu aturan; seorang biksuni palsu penuh nafsu duniawi; seorang gadis yang bisa membedakan dendam dan cinta; seorang jago sakti yang tak pernah kalah ... semuanya tumplek blek jadi satu cerita unik. Ilmu silat utamanya adalah dari Kong Dong dan Hua San, terutama ilmu pedang Zhui Hun Duo Ming Jian Fa (Cui Im Toat Beng Kiam Hoat - Ilmu Pedang Pengejar Roh Pencabut Nyawa).
Pendekar Sejati : Golok Kelembutan (Wen Rui An) by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 62,558
  • WpVote
    Votes 1,416
  • WpPart
    Parts 64
Cerita ini merupakan bagian dari seri Pendekar Sejati, dalam cerita ini mengisahkan bagaimana pengalaman Ong Siau-sik (pedang tanpa perasaan), Pek Jau-hui dan Un-ji berkelana dalam dunia persilatan. Ong Siau Sik, seorang yang sensitif dan penuh perasaan. Gemar berteman tanpa pernah membedakan mana kaya mana miskin.Ahli waris dari Thian Gi Kisu (pedang keji), bermodal sebilah pedang bergagang bengkok setengah lingkaran bulan, pedang sakti wan liu kiam. Pek Jau Hui, berwatak angkuh lagi jumawa, jikalau turun tangan selalu telengas dan tidak membiarkan musuhnya tetap hidup. Asal usul perguruan tidak jelas, senjata tak menentu. Ilmu silat andalannya menggunakan jari. Ong Siau Sik dan Pek Jau Hui, 2 orang dengan watak yang sangat bertolak belakang dipertemukan oleh takdir dengan So Bong Seng, bertiga terikat oleh simpul yang dinamakan "saudara", terseret arus perebutan kekuasaan di kotaraja antara perkumpulan Kim hong si yu lau dengan perkumpulan Lak hun poan tong.
Pohon Keramat by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 47,497
  • WpVote
    Votes 1,421
  • WpPart
    Parts 90
POHON penggantungan terletak di dalam sebuah rimba raya yang gelap, kecuali sebuah pohon gundul di tengah- tengah rimba itu, semua pohon-pohon bersemi berdaun lebat. Pohon gundul itulah yang disebut sebagai Pohon Penggantungan. Mengapa? Cerita dimulai sedari tiga tahun yang lalu, pertama kali pohon gundul yang sudah hampir mati itu memegang sebagai peraturan cerita. Pada suatu hari, di atas pohon gundul yang sudah hampir mati itu tergantung seorang gadis, mati tidak bernapas. Tahun kedua, ditempat yang sama, tergantung pula gadis lainnya. Demikian juga terjadi pada tahun ketiga, seorang gadis, cantik pula yang kedapatan mati tergantung pada pohon itu. Mungkin terjadi dugaan yang menyaksikan seramnya pohon penggantungan itu. Apa yang diherankan, bila seseorang bunuh diri diatas sebuah pohon. Tidak mungkin mereka bunuh diri saudara. Ingin mengetahui alasan-alasannya? Mengingat ketiga alasan diatas ini, putusan yang paling tepat ialah, para korban yang mati di atas pohon penggantungan bukan dikerenakan bunuh diri, tetapi dibunuh atau digantung orang! Di bunuh orang? Memeriksa tubuh para gadis yang digantung diatas pohon penggantungan, tidak ada tanda tanda luka atau cirri ciri dibunuh orang. Tidak ada tanda tanda bahwa mereka mati diserang penyakit. Yang lebih aneh lagi ialah, dua hari setelah mereka mati digantung diatas pohon penggantungan, jenazah jenazah para gadis cantik itu lenyap tanpa bekas. Bila tidak ada tangan jail yang menggantung para gadis itu dan meletakkannya di atas pohon penggantungan, tentu tidak mungkin? Mari kita mulai mengikuti jalan cerita...
Suling Pusaka Kumala - ASKPH by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 44,516
  • WpVote
    Votes 526
  • WpPart
    Parts 17
"Benar, karena itu kita harus mencari buktinya," kata A Seng atau Ki Seng "Serahkan saja kepadaku. Aku akan mencari buktinya dan akan menangkap penjahat itu. Mari kita keluar dan pergi ke pondok Teratai untuk memancingnya. Jangan khawatir, aku telah mempersiapkan semua pengawal untuk melindungi kita kalau terjadi sesuatu." Pondok Teratai yang dimaksudkan Ki Seng adalah sebuah pondok indah yang berada di dekat kolam teratai di tengah taman bunga istana yang luas itu. Tiga orang pangeran itu menurut dan pergilah empat orang pemuda itu ke taman. Dan ketika mereka keluar dari pintu samping, Han Lin melihat mereka dan ketika mereka berjalan memasuki taman menuju ke pondok dekat kolam teratai, Han Lin membayanginya. Tiga orang pangeran yang lain tidak mengetahui, akan tetapi Ki Seng yang memiliki panca indera yang tajam tentunya sudah mengetahui bahwa ada orang membayangi mereka dan dia dapat menduga bahwa orang itu tentu Han Lin. Ketika empat orang itu memasuki pondok, Han Lin segera menghampiri jendela. Dia ingin mendengar percakapan mereka. Ketika akhirnya dia berhasil mendekati jendela pondok itu, memilih bagian yang gelap lalu mengintai ke dalam, dia merasa heran karena yang dilihatnya hanya ada tiga orang pangeran. A Seng sama sekali tidak tampak ada di dalam ruangan pondok itu. selagi dia merasa heran dan menduga-duga tiba-tiba terdengar bentakan nyaring yang datang dari arah belakangnya. "Penjahat! Tangkap penjahat!" teriakan itu disusul menyambarnya sebuah pukulan yang amat dahsyat ke arah punggungnya. Han Lin maklum bahwa itu merupakan serangan yang amat berbahaya. Dia cepat melompat ke samping untuk mengelak dan dia melihat bahwa penyerangnya bukan lain adalah Pangeran Cheng Lin palsu atau A Seng!
Legenda Golok Halilintar - Lan Li by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 133,371
  • WpVote
    Votes 2,369
  • WpPart
    Parts 33
Halilintar memecah di langit yang berwarna kelam abu-abu dan menghantam bumi! Getaran bunyi halilintar yang mengelegar-gelegar dahsyat bergentayangan di celah-celah lembah gunung lama sekali hilangnya. Kilatan cahaya yang datangnya hanya sekilas, menerangi tiga macam barang yang membuat orang miris, di atas bukit tunggal yang menyerupai kepala botak dewa Lohan. Golok panjang yang putus, pedang yang patah, busur panah yang cacad. Golok panjang yang putus, hanya menyisakan bagian kira-kira dua cun dari ujung goloknya, tetapi di atas puncak menusuk tanah batu yang kerasnya bagaikan emas dan besi di atas, ekor pitanya berwarna merah darah mencolok berkibar di terpa angin, gagang golok tersebut berbeda dengan yang lain, besarnya sama dengan jari tangan anak-anak, kelihatan terbuat dari bahan yang empuk, sekarang berdiri dengan tegak.
Perguruan Sejati - Gu Long by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 101,774
  • WpVote
    Votes 1,483
  • WpPart
    Parts 22
Kehidupannya sebagai seorang murid biasa dari seorang Siucay (guru) tua di sebuah kota tiba-tiba berubah karena suatu peristiwa. Keisengannya mencoba mendapatkan sebuah pekerjaan sebagai penerjemah bahasa Sansekerta dari sebuah Perkumpulan Pemecah Langit (Pok Thian Pang) yang pada saat itu sedang mengembangkan sayapnya di dunia Bu Lim, dimana In Tiong Giok nama tokoh kita ini harus menterjemahkan sebuah kitab Kheng Thian Cit Su (Tujuh Gerakan Menjangkau Langit) yang berbahasa Sansekerta. Adanya pengacauan terhadap Pok Thian Pang dari beberapa tokoh sakti akhirnya membuat In Tiong Giok bisa terbebas dari perkumpulan ini, yang mana membuat ia dikejar-kejar oleh orang-orang Pok Thian Pang dan beberapa tokoh-tokoh sakti. Dikarenakan jengkel dan marah In Tiong Giok membuat suatu tindakan yang menghebohkan Dunia Persilatan dengan mencetak sebanyak-banyaknya dan menyebarkan ke setiap orang Kitab "Kheng Thian Cit Su" yang sudah diterjemahkannya. Pertemuannya yang tidak disengaja dengan Ciangbunjin Partai Thian Liong Bun (Pintu Naga Langit) telah membuat ia menjadi Ketua/ Ciangbunjin Partai Thian Liong Bun generasi berikutnya. Sebuah Partai yang anak buahnya tersebar segala di penjuru dan ternyata Kitab Ilmu Pedang "Kheng Thian Cit Su" merupakan salah satu bagian dari Kitab "Thian Liong Pu" yang adalah pusaka Partai Thian Liong Bun (Pintu Naga Langit). Ternyata In Tiong Giok yang kehidupannya semula hanya biasa saja memiliki latar belakang luar biasa!
Pusaka Gua Siluman - ASKPH by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 132,992
  • WpVote
    Votes 1,822
  • WpPart
    Parts 31
"Nona manis, kau hendak ke mana?" "Hendak memasuki dusun Kang-le-bun Ini, lalu menyeberang..." jawab Siok Ho acuh tak acuh, menahan kemarahannya melihat pandang mata orang yang begitu kurang ajar. "Hai, tak boleh menyeberang. Salah-salah kau bisa disangka mata-mata. Lebih baik hayo ikut ke pondokku, selain aman kaupun akan merasai kesenangan bersamaku!" Terdengar beberapa orang anak buah pasukan itu tertawa. "Ciangkun, aku sedang melakukan perjalanan dengan suamiku, harap jangan ganggu!" kata Siok Ho yang hampir tak dapat menahan kemarahannya. Baiknya ia masih ingat bahwa dia dan Siok Bun berada di daerah musuh, maka untuk menyelamatkan diri terpaksa ia mengakui Siok Bun sebagai suaminya. Muka Siok Bun menjadi merah mendengar ucapan ini, akan tetapi ia cepat-cepat menjura kepada Thio Sun sambil berkata, "Harap tai-ciangkun suka maafkan kami suami isteri yang hendak melakukan perjalanan menyeberang sungai...." Tadi mendengar bahwa nona manis itu adalah isteri pemuda itu, berkerut kening komandan itu dan jelas ia kelihatan kecewa. Akan tetapi mana ia mau mengalah begitu saja? "Kalian mau menyeberang? Tentu mata-mata musuh!" bentaknya tegas.
Pena Wasiat (Juen Jui Pi) by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 195,540
  • WpVote
    Votes 2,973
  • WpPart
    Parts 69
Dalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-boh dia akan memahami tujuh puluh persen dari pelbagai ilmu silat dan senjata yang ada di dunia. Maka dari itu Ci-cu Ping-ki-boh disebut sebagai Kangoutit- it-khi-su (Kitab paling aneh di dunia kangou). Konon kitab tersebut dibuat oleh seorang yang bernama Ban Ci-cu. Manusia macam apakah Ban Ci-cu itu? Hingga kini masih merupakan suatu teka-teki karena belum ada seorang pun yang pernah menjumpainya. Banyak catatan yang tercantum dalam kitab Ping-ki-boh akhirnya tersiar dalam dunia persilatan, catatan itu dicatat semua oleh pelbagai perguruan serta keluarga persilatan untuk selanjutnya diturunkan kembali kepada anak murid serta keturunannya. Tak sedikit di antaranya, bahkan mengeluarkan banyak tenaga dan biaya untuk membuktikan kebenaran berita tersebut, ternyata semuanya memang terbukti akan kebenarannya. Oleh sebab itu, seorang pun mengikuti bahwa kitab itu merupakan kitab paling aneh di dunia. Sayang tak manusia pun yang berhasil menguasai semua kepandaian itu dan menganalisa kembali seluruh isi kitab Ci-cu Ping-ki-boh tersebut. Mungkin saja ada orang yang pernah membaca seluruh isi kitab itu paling tidak orang itu belum diketahui oleh umat persilatan. Bulim Cun-ciu-pit (pit wasiat) lebih-lebih merupakan suatu peringatan bagi umat persilatan, dengan pena wasiat inilah banyak kejadian besar dalam dunia persilatan telah dicatat dalam kitab besar.
Pedang Keramat (Thian Hong Kiam) - ASKPH by JadeLiong
JadeLiong
  • WpView
    Reads 46,053
  • WpVote
    Votes 707
  • WpPart
    Parts 11
Kaisar Tang melarikan diri dan pasukan petani memasuki ibukota Cang-an, disambut oleh penduduk dengan gembira dan penuh harapan. Pada waktu itu, Liu Mo Kong mengajak puterinya pergi meninggalkan istana. Biarpun dia menjadi kepala bagian bendahara raja, namun ia tidak mau membawa barang-barang istana, kecuali sebatang pedang, karena menurut kepercayaan keturunan raja-raja dulu, pedang inilah yang menjadi bukti dan yang mengesahkan kedudukan raja yang memerintah di daratan Tiongkok, di antara pusaka-pusaka keraton lain. Pedang ini adalah pedang Thian Hong Kiam. Cerita ini merupakan hasil karya pengarang besar Asmaraman S. Kho Ping Hoo tahun 1966.