tarsya1412's Reading List
3 stories
Sang Narasi ; Bimantara 111 by onyourbi_ib
onyourbi_ib
  • WpView
    Reads 23,765
  • WpVote
    Votes 1,856
  • WpPart
    Parts 25
𝑺𝒂𝒏𝒈 𝑵𝒂𝒓𝒂𝒔𝒊 ; 𝑩𝒊𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝟏𝟏𝟏, 2025 "Di perjalanan yang singkat ini, mari tetap bersama hingga akhir." Suara sang ketua mendistraksi fokus 16 anggotanya. Menatap penuh arti, senyum merekah terlihat dari sudut bibir anggotanya. "Kita datang bertujuh belas, pulang pun harus tetap dengan jumlah yang sama. Perjuangan kita disini mungkin singkat, tapi setelah kembali, saya harap kita bisa bertemu kembali, dengan kemenangan yang kita inginkan." Yang lain nya mengangguk dengan yakin. Harus, itu adalah sebuah keharusan mereka pulang bersama-sama, dengan keutuhan yang ada. Jika disini mereka sebentar, maka setelah kembali, mereka akan berjuang lagi bersama, memperjuangkan apa yang menjadi hak mereka. Meski nyawa yang menjadi taruhan.
Sulung by Dandelyonnxx
Dandelyonnxx
  • WpView
    Reads 13,152
  • WpVote
    Votes 759
  • WpPart
    Parts 33
Fondasi terkuat dari tiap pasangan yang ada di muka bumi ialah seorang anak. Di anugrahi seorang anak memanglah membahagiakan tapi bukan berarti anak itu harus di kucilkan apabila ia tak sanggup tuk raih apa yang orang tuanya mau. Seperti anak sulung keluarga .... yang selalu di tuntut ini dan itu, yang selalu di minta untuk sempurna, yang di minta untuk mengharumkan nama baik keluarga, yang selalu di cap salah dalam hal yang ia lakukan. Bahkan kesalahan yang di perbuat belum tentu menjadi kebwnaran bahwasannya anak malamg itu bersalah. Tidakan ini justru tanpa di sadari, membuat anak sulung itu juga akan rapuh, tak selamanya ia dapat menjadi sempurna ia akan mendapat kekurangan, tidak selamanya ia dapat mengharumi nama baik keluarga. Ia juga manusia yang mudah rapuh, jangan terus tuntut ia melakukan hal yang tidak selalu dirinya bisa untuk lakukan, jangan buat anak itu di benci oleh orang terdekatnya akibat tingkah para orang tua yang membatasi kesosialitaannya pada dunia luar selain rumah. Biarkan ia mendapat sandarannya sendiri untuk menangis dan bercerita, biarkan ia bebas sejenak dari kata-kata yang terombang-ambing dalam pikirannya. Jangan paksakan banyak hal pada dirinya. ''Ayah, Bunda, maaf- Esa belum bisa jadi anak yang baik buat kalian ...'' ''No, udah dulu ya, Nak. Nanti dadanya sakit, Esa itu anak paling hebat yang pernah ayah miliki.'' ''Esa, sayangnya Bunda. Semangat terus ya biar bisa bareng lagi sama kita. Nanti Bunda janji bakal bawa sama masakin semua yang Esa mau, oke!?'' ''Bang, Esa ... Jidan mau abang temenin main nanti.''
Terbit Untuk Terbenam  by ladytia97
ladytia97
  • WpView
    Reads 11,875
  • WpVote
    Votes 671
  • WpPart
    Parts 20
Defenisi pulang itu, bukan hanya sekedar kembali. Tetapi untuk menyandarkan semua luka dan rasa sakit ketempat yang seharusnya. "Jadi, abang beneran pulang ya?"