Malam merayap semakin dalam, kepingan-kepingan ingatan akan kisah denganmu kini malah kembali menyapaku. Sunyi tak ada yang menemani. Aku terus mengitari koridor sekolah, Sambil memimikirkan dirimu yang kini malah beranjak jauh pergi dari kehidupanku. Kau tahu?, kini hatiku terasa hampa,hampa bagaikan seisi duniaku runtuh. Ah,begitu kejamnya waktu. Waktu telah tega merenggut hubunggan kita berdua. Waktu sama kejamnya dengan dirimu Faris. Kau teramat kejam. Kejam hingga mencampakkan diriku. Kejam karena lebih memilih untuk mempercayai anak itu. Padahal Lamisah tak sebaik yang engkau bayangkan. Bumi sudah tua, setua pemikiran mu . Pemikiran mu begitu tua sampai-sampai kau tak tahu bagaimana cara membedakan yang benar dan yang salah. Bumi kapan kah kau berhenti berputar? Kau tahu? aku sudah lelah menanggung pilu. Batin ku kini tersisak. Tersiksa lantaran orang yang kucintai kini telah benar-benar pergi dari kehidupan ku.