yayaisfake
- Reads 568,118
- Votes 37,603
- Parts 60
Sejak usia lima tahun, Ejaz hidup jauh dari ibunya, dibesarkan oleh opa dan oma di Eropa setelah ayahnya meninggal. Ia tumbuh dalam dingin, dalam diam, dan dalam dunia yang tidak mengajarkannya cara menyayangi hanya bertahan.
Di usia 17, ia pulang. Bukan karena rindu, tapi karena diundang ke pernikahan ibunya sendiri, yang bahkan tidak memberitahu calon suaminya bahwa Ejaz masih hidup.
Ejaz bukan anak biasa.
Ia irit bicara, terlalu dewasa untuk usianya, dan terlalu tenang untuk dilihat lama-lama. Kulitnya seputih porselen, kontras dengan rambut hitam legamnya. Sorot matanya kelabu, seperti kabut musim dingin. Wajahnya datar, nyaris tak pernah tersenyum. Tapi justru itu yang membuat siapa pun yang melihatnya, ingin tahu lebih dalam, ingin dekat, ingin memiliki.
Dia tidak berusaha menyenangkan siapa pun.
Namun setiap langkahnya... membuat dunia diam.