0311pages
- Reads 7,820
- Votes 359
- Parts 24
"Kita adalah 'tidak sengaja' yang saling membenci tanpa sadar akan munculnya sebuah rasa."
──────────────
"Heh lo kalau bicara gausah ngarang deh!" Laura menyanggah perkataan Sendu dengan sedikit bentakan di akhirannya, membuat Auren terkejut. "Yakali Algalins gituin elo," tak percayanya.
Auren menatap Sendu, "Apa yang dibilang sama Laura bener, gue tahu Algalins ga bakal gitu. Lo juga liat kan gimana dia di sekolah ini? Masa iya orang berwibawa gitu bisa berkelakuan bejat kaya yang lo bilang tadi,"
Sendu menggeleng, sepertinya teman-temannya lupa satu hal, "Lo pada tahu kan kalau gue bicara selalu fakta? Yakali soal gue dijebol ginian gue pake acara ngarang. Ga banget."
"HALAH! LO CUMA MAU NGEJATUHIN DIA KAN?!" Laura membentak, tidak terima akan apa yang barusan diucapkan oleh Sendu. Sedang Sendu hanya memainkan ponselnya sembari sesekali menatap sinis ke arah Laura.
"Sttt ... tenang dulu, Ra. Siapa tahu Sendu cuma berca-"
"Gini ye. Gue ga bercanda, gue serius. Gue hamil, dan anak yang gue kandung adalah anak Algalins." potong Sendu cepat. Ia mengalihkan pandangannya dan menatap kedua temannya kesal.
"MAU LO APA SIH HA?!" Laura kembali membentak, kali ini bentakannya menarik perhatian beberapa siswa yang barusan masuk. "LO GA BISA SEENAKNYA GITU NGEFITNAH ORANG! LO BILANG GITU KARENA LO MAU PANSOS DOANG KAN?! MURAHAN BANGET SIH LO, NDU! LO-"
"Terserah lo pada mau percaya sama gue atau kaga," lalu kemudian, suara gesekan kursi dengan lantai yang teramat kasar terdengar. "Gue balik," ujar Sendu sembari menenteng tasnya.
"Sendu!" teriakan itu terdengar samar-samar di telinganya. Seketika itu pula, kepala Sendu pening, semuanya seolah berputar dengan cepat di sekitarnya.
Lalu semuanya gelap.
╼⃘۪۪─̇──────── ⧾ ☽ ֵ ̫ ꒷ ຳ─̇
start: 11 March 2021