Dilahirkan dengan nama perempuan untuk menipu takdir, Khemjira tumbuh dengan bayang-bayang kutukan keluarga: setiap anak laki-laki akan mati sebelum usia 21 tahun. Kini usianya tinggal menghitung bulan sebelum roh-roh penuntut datang menjemput. Jimat pelindung yang diwariskan turun-temurun mulai kehilangan kekuatan. Bayangan perempuan berwajah pucat menghantui tidurnya. Harapan terakhirnya hanyalah seorang dukun misterius bernama Pharan-pria yang dikenal kejam, berhati dingin, namun disegani karena kemampuannya menundukkan roh. Pharan menolak di awal, percaya bahwa kutukan adalah karma yang tak bisa dihapus. Namun saat melihat Khem bertekad bertahan hidup, ia bersedia menolong... dengan satu syarat: hidup Khem kini sepenuhnya berada di tangannya. Di antara ritual berdarah, bisikan roh, dan ancaman maut, hubungan mereka perlahan terjalin-rapuh tapi intens, dipenuhi ketegangan antara ketakutan dan perasaan yang tak terucapkan. Apakah cinta bisa tumbuh di tengah kutukan yang haus nyawa? Atau justru, cinta itulah yang akan menuntun Khem pada kehancuran terakhirnya?

𝗕𝗲𝗿𝗮𝘄𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗱𝗮𝗺. 𝗕𝗲𝗿𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗿𝗮𝘀𝗮 𝘁𝗮𝗸𝘂𝘁 𝗸𝗲𝗵𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻. Keane - penjual gulali karakter kaki lima yang disakiti mantan pacarnya. Mantan yang kini hidup bahagia bersama pria kaya, eksentrik, sekaligus menyeramkan bernama Reyn - pecinta ular, pemilik mansion misterius, dan diam-diam mantan pelaku eksperimen kelam. Keane datang ke mansion bukan untuk mengemis cinta. Tapi untuk menghancurkan Reyn... dengan cara paling kejam: merebut hati Reyn, lalu menghancurkannya balik. Namun, Keane tak menyangka-semakin dalam ia masuk ke dunia penuh ular itu, ia tak hanya mengguncang hidup Reyn... tapi juga menemukan luka-luka mengerikan yang selama ini tersembunyi di balik senyum tipis pria itu. Dan ketika dendam mulai berubah bentuk, Keane harus bertanya: >𝘣𝘪𝘴𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘮𝘢-𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘳𝘶𝘴𝘢𝘬? 𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘰𝘯𝘴𝘵𝘦𝘳... 𝘉𝘦𝘳𝘩𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪?