"𝙿𝚊𝚝𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊, 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚕𝚗𝚢𝚊, 𝚖𝚊𝚔𝚊 𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚗𝚢𝚊." -𝓐𝓶𝓮𝔂𝓼𝓲𝓪𝓪, Serein "Dia butuh aku Cha. Udah beribu-ribu kali aku bilang, jangan egois!" Tangan pria itu menggapai tangan gadis di hadapannya. "Kita sama-sama berjuang Cha," lanjut pria itu berusaha melembutkan nada suaranya. Gadis itu mengangguk kasar membuat air mata yang menggenang di pelupuk matanya berjatuhan. "Iya Lang, kita sama-sama berjuang." "Aku berjuang mati-matian ngalahin ego aku untuk pertahanin hubungan kita. Dan kamu ...." "Kamu berjuang mati-matian menangin ego kamu untuk mengakhiri hubungan kita."

Nafisah umairah itulah namaku, panggil saja sesuka kalian, tapi, hanya panggilan kakakku yang berbeda, "Popon" Yash terdengar konyol, tapi itu spesial. aku dan kakakku berbeda 10 tahun, kini aku menginjak 19 tahun masih 2 tahun lagi untuk mencapai keinginan ku menjadi guru. ayah dan bundaku, memiliki toko roti, kakaku sudah bekerja di bank, dan menjadi karyawan swasta. Uul, Dira, maisa, Athaya adalah teman terdekatku, mereka adalah temanku sejak sekolah menengah pertama, dan kini kuliah di universitas yang sama. konyol si merencanakan kuliah ditempat yang sama, padahal awalnya punya impian di universitas yang berbeda, ini sudah menjadi skenario Allah, kami dipertemukan kembali, Allah mengizinkan kita sama-sama lagi. Zubair, pria yang aku kagumi sejak Mts dan kami tidak bertemu sejak perpisahan Mts dulu, entahlah bagaimana kabarnya sekarang. Untuk kakak-kakak jangan lupa beri Dukungan suaranya untuk cerita ini, agar Aku lebih semangat menyelesaikannya. terimakasih semoga kalian semua selalu dalam lindungan Allah, Aamiin. Salam kenal.

Alesha dibuat pusing dengan sikap Haga yang selalu mencari kesempatan untuk bermulut manis dengannya. Padahal secara terang-terangan, ia menunjukkan sikap risih kepada cowok itu dengan kode untuk minta dijauhi dan mencari perempuan lain sebagai gantinya. Kenyataan mengatakan, bahwa Alesha memiliki perasaan lebih kepada teman dekat Haga, Raksa yang sikap dan sifatnya berbalik 180° dengan Haga. Semakin dekat ia dengan Haga, semakin jelas pula fakta bahwa sahabatnya juga memiliki perasaan lebih kepada mereka. Belum lagi bertemu dengan Arka, guru muda pelit nilai, yang gerak-geriknya seakan mengawasi dirinya. Satu semester masa penghabisan sekolah menengah atas ia justru merasa dipermainkan dengan sebuah fakta yang ia anggap lelucon, bahwa Raksa masih nyaman dengan mimpi buruknya, Haga dengan perasaannya, dan penyebab Arka bersikap berlebihan padanya. Bagaimana nasibnya setelah mengetahui fakta dari ketiga laki-laki itu?