Jimin bgsd
2 cerita
My Little Bittersweet Wife ✔️ oleh Hyonashi
My Little Bittersweet Wife ✔️
Hyonashi
  • Membaca 5,416,140
  • Suara 321,888
  • Bagian 45
[TERSEDIA DI GRAMEDIA DENGAN VERSI LEBIH BARU DENGAN BANYAK PART BONUS] Baca cerita ini terlebih dulu sebelum Hyoniverse lain 😊 ❝Pokoknya aku tidak mau menikah denganmu!❝-Han Hyejin ❝Bagaimanapun juga kau sudah menjadi milikku, maka jadilah gadis yang pintar dan menurut padaku.❝ -Park Jimin Hyejin kira, saat akhir SMA adalah waktu yang tepat untuk menikmati apa itu masa keemasan remaja . Tetapi, sepertinya angan indahnya enggan bersatu dengan takdir dunia. Hingga berita pernikahannya dengan penerus tunggal Park Corporation, Park Jimin tiba-tiba datang menyambangi rungu. Lantas, bagaimana Hyejin yang tidak menyutujui pernikahan ini mengatasi bahtera rumah tangganya? Antara perangai keras kepala pun tak mau kalah Hyejin bersaing dengan sosok Park Jimin yang tak bisa di tebak dengan gamblang? Masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan, karena setiap manusia itu belajar dan berkembang, tetapi beberapa kesalahan dan kekurangan sudah diperbaiki dalam versi cetak
String of Soul oleh Hyonashi
String of Soul
Hyonashi
  • Membaca 89,438
  • Suara 12,170
  • Bagian 14
Menjadi malaikat maut memang tidak mudah. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi, mulai dari pemilihan hewan totem, fitting baju dinas, dan wajib lulus dari sekolah Undertaker untuk mendapatkan lisensi 'Pencabutan Nyawa' Peraturan abadi dan damai hanya satu; jangan pernah berbuat masalah, atau kau bisa saja disidang di depan para Dewan Kedutaan Kematian. Ugh, tidak mau! Cerberus bisa saja duduk manis di sana untuk menjadikan dirimu kudapan hidup-hidup. Lalu inilah Lief. Lulusan Undertaker sebagai Malaikat Maut terbaik, murid kesayangan kepala sekolah Hoogan juga. Terlihat sempurna, tampan, dan dianugerahi Sickle yang katanya memiliki kekuatan besar yang belum sepenuhnya bangun. Namun sayang, tatkala jam saku dan mata emerald Lief berpendar, dan nama seorang gadis yang hendak dijemput benang jiwanya berdiri di depannya, sang Malaikat Maut malah tak bisa melakukan apa pun. "Emmm ... apakah aku akan mati?" Lief menggaruk pelipisnya. "Seharusnya iya .... Tapi tunggu." Si Malaikat Maut kebingungan. "Di mana benang jiwamu?" This is pure imagination and fiction