rahasia_uwu
Sendirian dan kesepian, mungkin itu sudah menjadi teman yang akrab baginya. Setiap malam yang hening, pikirannya selalu kembali pada luka-luka yang tertoreh di dalam diri bukan sekadar luka fisik yang bisa dilihat oleh mata, tapi luka yang lebih dalam, yang diberikan oleh orang-orang yang dulu ia percayai. Ironisnya, luka dari orang tersayang selalu terasa lebih pedih, lebih membekas, karena seharusnya mereka hadir untuk menyembuhkan, bukan menyakiti.
Namun, dalam gelapnya kesendirian itu, ada cahaya yang perlahan muncul. Mereka datang, bukan sebagai penyelamat yang sempurna, tapi sebagai teman yang mau mendengar, yang mau berada di sisi ketika dunia terasa menekan. Dari teman biasa, kini mereka menjadi sahabat orang-orang yang tahu diam-diamnya luka itu, yang tahu betapa rapuhnya hatinya, dan tetap memilih untuk bertahan di sisinya. Kehadiran mereka bukan sekadar pengalih duka, tapi pengingat bahwa manusia tidak harus menanggung segalanya sendirian.
Dan tentang penjahat tentu, mereka harus menanggung konsekuensi dari perbuatan mereka. Tapi dunia tidak pernah sesederhana itu. Bagaimana jika tindakan mereka muncul dari paksaan, dari keadaan yang memaksa mereka memilih jalan gelap karena tidak ada pilihan lain? Di sini, keadilan menjadi lebih kompleks daripada sekadar hukum atau hukuman ia juga menyisakan ruang untuk empati, untuk memahami bahwa setiap luka yang ditimbulkan kadang lahir dari luka yang lebih dalam pada diri orang lain.
Jadi, jangan pernah menambah luka. Karena luka, terutama yang berasal dari kata-kata dan tindakan orang lain, tidak selalu bisa sembuh. Ia meninggalkan bekas yang tak kasat mata, yang menyisakan ruang kosong di hati, ruang yang kadang hanya bisa diisi oleh pengertian, kasih, dan kehadiran yang tulus. Sebab manusia mungkin bisa bertahan dari kesakitan, tapi mereka tidak harus menanggungnya seorang diri.
Start: 20 April 2025
End : ??