Annisa Azzahra, seorang gadis berhijab yang telah berhasil mewujudkan keinginan sang ayah. Dengan rasa tak sabar, dia menggenggam erat sebuah kertas. Namun di tengah rasa bahagianya, sebuah palu seakan terasa mengahantam dadanya, mencabik hingga bertalu-talu. Keceriannya hilang seketika. kenyataan pedih itu seakan telah menghilangkan sebagian harapan dan semangat 45 yang senantiasa ada dalam jiwanya. Bangkit dari kekecewaan terhadap takdir Sang Maha Kuasa adalah jalan satu-satunya. Tetapi, apa daya diri yang diajak berlari malah tetap berdiam diri meratapi dalam lamunan. Hingga suatu hari seseorang datang seperti telah ditakdirkan untuk menariknya dari ruang keterpurukan. Dia seakan menjadi semangat baru untuknya dalam menggapai matahari impiannya. Namun, kenyataan pedih kembali menghantamnya. keraguan berhasil menguasai hatinya. Antara Benci, Perjuangan, dan cinta saling bertarung merebut tahta. Dia hanya bisa berdoa semoga takdir pahit itu tak akan meluluhlantahkan semangat juangnya dalam menggenggam matahari kesuksesan yang telah diharapkan oleh sang ayah.