fairy tale
Chanyeol menghargai ketenangan ini. Sebuah privasi yang dahulu sangat dicari-cari. Namun, pelan-pelan, benaknya dirayapi rasa rindu pada kehidupan lama.
Chanyeol menghargai ketenangan ini. Sebuah privasi yang dahulu sangat dicari-cari. Namun, pelan-pelan, benaknya dirayapi rasa rindu pada kehidupan lama.
Chanyeol dan Wendy; tentang debut Amerika Wendy dan batu pijakan yang harus ia lewati. Chanyeol selalu ada, seperti yang seharusnya ia lakukan.
Studio Chanyeol adalah rumah mereka berdua. Wendy mengerti semua tentang kehidupan Chanyeol sebagai sahabat terbaiknya. Namun, siapakah yang sebenarnya pengecut?
Senyuman Chanyeol terkembang. "Sayang, aku mau bilang sesuatu." "Oh, ya, silakan." "Aku pulang." (Chanyeol tersenyum tipis. Memberi kejutan pada Wendy sekarang seolah-olah sudah menjadi sebuah kebiasaan.)
Amerika Utara pada musim gugur; Chanyeol dan Wendy bertualang dalam 25 cerita. [🏅#1 wenyeol in 220719]
Chanyeol menghitung. Satu. Dua. Tiga. Seterusnya, detik demi detik. Menonton awan berarak di langit yang cerah. "Tadi malam aku mimpi kita kembali ke Toronto." Chanyeol mendengarkan, berikut pula desis angin dan gesekan rumput.
Chanyeol hanya tidur di sepanjang perjalanan. Ia setengah sadar mendengar Wendy berbicara dengan seorang wanita di bus, yang berujung pada pamflet-pamflet yang membuatnya ingin tahu.
Wendy datang dengan sebuah rencana yang matang, Chanyeol mengulurkan tangannya. Seulgi telah menyelesaikan kursusnya, Kai mengajaknya pulang ke Seoul bersama.
Semua terjadi secara spontan: Chanyeol tiba-tiba memikirkan potongan-potongan lirik yang melayang-layang di kepalanya. Untuk Wendy, sang Satu-satunya. [🏅#1 wenyeol in 130819]
Park Chanyeol, pada suatu waktu, berkata, "Orang-orang memberi hadiah pada hari spesial. Tapi kupikir tidak harus seperti itu." (Atau, Wendy yang terpaksa pulang larut.)
Wendy setuju untuk menambah satu lagi tiket ke Toronto. Tiket satu arah-karena mereka pun belum memutuskan kapan akan pulang. (Chanyeol dan Wendy mengasingkan diri, menjauh dari ingar-bingar.) (non-specific timeline, canon-divergence fanfiction)
Wajah-wajah semringah di sekelilingnya mengingatkan Wendy tentang cukupnya hidup yang dimilikinya sekarang. Chanyeol memberinya banyak kebahagiaan; hidup hanya berdua dengannya sudah membuatnya nyaman. Ia adalah wanita yang suka sekali menata hidupnya, merencanakan segalanya dengan sempurna. Ketika sebuah kunjungan me...
Tidak ada taksi lagi sejauh matanya memandang, dan ia pun segera mencari tiang terdekat untuk bersandar. Semoga Wendy masih membukakan pintu.
Chanyeol mengambil gitarnya dari sudut kamar di rumah mereka di Kanada, lantas menoleh untuk terakhir kali sebelum membuka pintu. "Karena Seoul adalah rumahku." Wendy tidak bisa mencegah Chanyeol.