Aku hanya seorang bocah yang takut akan mimpi. Semuanya terlalu mustahil buatku. Hingga sapu tangan biru itu terulur padaku. Poni panjang yang menjuntai ke dahinya melambai di sapa angin. Suara bising khas tempat pinggiran rel kereta api seakan terhenti dan berganti senyap. Kulit putih itu sangat kontras denganku yang berkulit hitam. Pakaiannya bagus dan terlihat mahal untukku. Juga semerbak wangi dari tubuhnya membuatku semakin redup dan usang. Ia tersenyum, menggenggam tanganku yang dekil. Menghapus air mataku dengan sapu tangan biru itu.

'Tuan itu pandai yaa membuat saya selalu menerka nerka keadaan tuan' *** {Cerita colab} 2020

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD PENULIS, OKE. Arabelle Celsea Pradipta. Dia gadis berambut pendek yang sangat menawan. Hidupnya yah seperti itu, datar dan tanpa cahaya. Bahagia terasa sangat sulit digapainya. Air mata dan kesunyian adalah temannya. Tapi dunia hanya perlu tahu dia bahagia, dunia hanya perlu tawanya bukan air matanya. Hidupnya didepan dan belakang layar sangat berbeda. Hidupnya seperti sebuah permainan. Ibunya tak pernah lagi memandangnya, dia hanya seperti seorang tak kasat mata saat berada di istana kehidupannya. Lalu sahabatnya yang dengan tidak tahu dirinya menghianati tanpa alasan yang pasti, dia pergi tanpa sepatah kata dan hanya meninggalkan luka. Dan ada yang tidak diketahui Arabelle. Yaitu Aiden, laki-laki yang senantiasa menjaga dan melinduninya dari jauh. Menyukai dan mencintainya. Aiden Annder Stevano, apakah sebenarnya Arabelle mengenalnya? 📍HAPPY READING TEMAN-TEMAN📍

"Lan, lo tau gak kenapa gue selalu ada di sini setiap Lo di sini juga?" Dia menatap Lanna. "Emang kenapa?" "Karna gue gak pengen Lo menikmati langit malam dan bintang-bintang sendirian" "Lan, gue selalu ada disini buat Lo" sambungnya dengan menggenggam tangan Lanna erat-erat. Mendengar ucapannya tadi membuat Lanna tersenyum menatap langit-langit malam. Bintang-bintang begitu indah apalagi jika aku menatapnya saat bersamamu. "Makasih buat selalu ada di samping gue" lirih Lanna