[SUDAH DITERBITKAN] 1990, akan selamanya abadi dalam relung hati dan pikiran Fara. Perihal hari dimana ia dilecehkan seperti binatang seksual, dan menjadi bahan gunjingan para tetangga dan ibu mertua. Sejak saat itu kehidupannya hancur dan berantakan, seolah kebahagian sudah tak lagi berpihak padanya. Namun dengan kesetian hati, Regandra tetap menemani detik tiap detik waktu berat yang Fara lalui. Ia tetap mendampingi silir bergantinya waktu milik Fara agar tidak menjadi sia - sia. Hingga tahun 1999 kecelakaan na'as, insiden jatuhnya pesawat Air-1125 menimpa Regandra yang hendak pulang ke rumah sejak 3 tahun lamanya. Dari situ-lah Fara di hadapkan oleh cobaan berat seorang diri tanpa ditemani Regandra di sisi. Jika semesta menyuruh Fara untuk memilih antara disiksa pada tahun 1990 atau 1999. Fara jelas akan memilih tahun 1990. Karena 1990 baginya menyiksa. Namun karena Regandra, ia tidak takut terluka. Sementara 1999 baginya neraka, karena tidak ada Regan disana.

"Ustadz, tunggu lima tahun lagi, ya. Cahaya Nayanika Lengkara akan datang melamar ustadz!"----Cahaya Nayanika Lengkara. "Saya menantikannya, Cahaya."----Elfathan Aarav Ramadhan. *** "Ustadz ... selamat berbahagia." "Maafkan saya, Cahaya." --------- Usai patah hati karena ditinggal nikah oleh seseorang yang dicintai, Cahaya bertemu dengan Fathan, seorang ustadz yang mengajar di sekolahnya. Awalnya Fathan hadir hanya sebagai penyembuh luka di hati Cahaya. Akan tetapi, Fathan yang berperan sebagai pengobat malah meninggalkan sebuah gejolak perasaan yang disebut cinta. Hari demi hari Cahaya menunggu lamaran dari Fathan, namun tak kunjung datang. Hingga Cahaya berniat melamar Fathan ketika sudah mendapatkan gelar sarjananya. Beranikah Cahaya melamar Fathan? Lantas apakah Fathan menerima lamaran Cahaya lantaran dia terikat dengan perjanjian di masa lalu? Dan perjanjian apakah itu? start : 28 November 2020 Re-pubhlish : 21 Agustus 2021 finish : 28 November 2021 CERITA INI MURNI KARENA KHAYALAN SAYA SENDIRI HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH ALLAH. PUN ADA PLAGIAT AKAN DIPERTANGGUNG JAWABKAN SAMPAI AKHIRAT

calonumishalihah

Hi, Goodbye - Kamu akan bahagia di sana. Semesta seharusnya tahu bahwa aku merindukannya. Bukankah, rindu itu dibayar dengan pertemuan lalu dihadiahi pelukan? Tapi, bagaimana jika merindukan seseorang yang sudah meninggal? Apakah aku juga harus ikut merasakan kembali ke pelukan Tuhan? -Boo- Saff, mawar terakhir yang aku kasih. Selamat bahagia di sana. -Boo- teruntuk Saffi-

Maulana Jalaluddin Rumi pernah berkata yang kurang lebih seperti ini, "Banyak jalan untuk mencapai Tuhan, dan aku memilih jalan cinta." Membaca itu, membuat ingatanku seketika menerawang pada satu wajah. Dimana dia yang menjadi perantara Allah sebagai penyelamat hidup yang ingin ku akhiri. Dimana dia yang menjadi perantara Allah yang menyadarkanku akan suatu hal. Aku begitu frustrasi malam itu, aku tidak waras, aku hancur. Lalu ku putuskan untuk menghilangkan segala rasa sakitku dengan hampir terjun bebas dari rooftop gedung rumah sakit. Namun entah darimana datangnya, dia bak malaikat tanpa sayap yang tiba-tiba hadir lalu menarik lengan bajuku agar aku menjauh dari ujung pijakan itu. Dan di sanalah, petualangan cinta ini bermula.

"Rumi, di manakah aku dapat melihat Tuhanmu? Di manakah Dia yang telah berhasil membuatmu lupa terhadap dunia. Dia yang kau sebut sebagai cinta, telah mengambil seluruh bahagia yang kupunya." Pertanyaan pada sufi itu, berhasil mempertemukan kedua insan di bawah langit Anatolia. Ayas, perempuan penganut paham agnostisisme, seketika gagasannya luntur saat Nabil mengucap balasan atas pertanyaan miliknya. Pertemuan tersebut membawa Ayas pada banyak ujian-ujian yang tak terhingga jumlahnya. Bahkan ia harus mengorbankan persahabatan, asa dan cinta untuk mempertahankan keimanannya. Mevlana'nin Sehir, mengantar mereka pada perjalanan yang tak biasa. 01 Sept - 29 Des 19

Satu hari sebelum mawar putih layu dia pernah berkata, "Jangan takut kehilangan. Karena sejatinya hidup adalah tentang kembalinya ke pelukan Tuhan." Saffiyah adalah gadis yang menduduki peringkat akhir di sekolah hal itu membuat Saffiyah mendapatkan perlakuan kasar dari sang Papa. Disatu sisi dia juga bahagia bisa menjadi pacar dari cowok paling pintar di sekolah. "Boo?" "Ya." "Saat aku udah nggak kuat untuk bertahan. Aku mau kamu tetap jadi Boo yang aku kenal. Jangan pernah berubah dan jangan pernah menyepelekan hal kecil yang membuat kamu kehilangan. Karena kamu nggak tahu kalau hal kecil yang kamu abaikan bisa menjadi penyesalan kamu." "Saf?" "Boo, aku udah nggak kuat. Sakit banget rasanya."

Sebelum kehadirannya, hidup Syauqi lebih baik bahkan sangat baik. Sampai akhirnya gadis itu datang merusak segala rencana masa depan Syauqi. Lebih parahnya lagi gadis itu sama sekali tidak mengerti dengan agamanya dan Syauqi terpaksa menikah dan membimbing gadis yang tidak di cintainya menuju surga. "Syauqi, gue nggak hapal doa qunut!" "Sini gue ajarin!" "Syauqi, cara ambil wudhu gimana?" "Gue ajarin, sini." Cover by : Pinterest Bisa baca ceritanya di dreame.

(Cerita ini langsung aku publish hingga selesai) "Orang yang menyadari bahwa orang lain sedang sakit, adalah orang yang lebih sakit. Kamu ingin mengobati orang yang jiwanya sakit, karena mungkin perasaanmu lebih terluka." Tentang Kafi Sangkala Millano yang memiliki perilaku Savior Complex, yaitu senang membantu dan menyelamatkan orang lain bahkan hingga mengorbankan dirinya, sehingga bercita - cita menjadi seorang psikolog. Ia mempunyai dua orang sahabat seperjuangan yang satu jurusan bahkan satu asrama dengannya. Kasus bunuh diri yang kian meningkat setiap tahunnya membuat mereka menggerakkan komunitas pencegahan bunuh diri bernama HOPE (Hold On, Pain Ends) sebagai seorang sukarelawan dan berkontribusi demi menekan kasus bunuh diri dan meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang kesehatan jiwa. Namun, ternyata ada alasan lain yang membuat mereka bergabung ke dalam komunitas tersebut. Bahwa mereka adalah para penyintas bunuh diri maupun penyintas kehilangan bunuh diri. Kisah ini juga tentang Ascella Shelby Camelya. Gadis yang menjalani hidup dengan banyak tekanan dan tuntutan hingga kondisi jiwanya terluka dan mempunyai banyak mimpi yang harus ia relakan karena kondisinya dan Kafi datang sebagai penyemangatnya. "Akan aku pastikan rasa sakitmu kemarin, akan menjadi kekuatanmu hari ini." -Kafi Sangkala Millano.