IdharRahman's Reading List
2 stories
She Is(n't) The Villain Protagonist by QueenNakey
QueenNakey
  • WpView
    Reads 461,810
  • WpVote
    Votes 87,594
  • WpPart
    Parts 51
"Bahkan walau jiwa gue dirobek berkeping-keping, gue bakalan mastiin lo bisa pulang." Pasca melihat ibu kandungnya sengaja bunuh diri di depannya untuk membuat Hydra gila, Hydra mengembangkan kepribadian yang dingin, kejam, dan tanpa ampun. Hydra tidak memiliki penyesalan apa pun dalam hidupnya selain kematian Yara Zanitha, seorang penulis buku yang terbunuh karena sumpah serapahnya di sosial media. Setelah mati, Hydra diberi kesempatan untuk menyelamatkan Yara. Dengan syarat, dia harus menggantikan semua MC di novel Yara dan mengabulkan satu demi satu keinginan mereka. Celakanya, novel Yara adalah novel-novel keji di mana para MC menderita ketidakadilan dari awal sampai akhir. Mereka dirusak, dihancurkan, bahkan selalu ada plot di mana mereka diperkosa beramai-ramai. Hydra selalu kejam pada dirinya sendiri, dia bahkan lebih kejam pada musuh-musuhnya. Tidak ada satu pun objek balas dendam yang bisa menjalani kehidupan dengan baik. Hydra selalu merasa tidak peduli apa pun, akan dia lakukan untuk menyelamatkan Yara. Tapi dia tidak pernah menyangka ... akan ada pria yang tergila-gila padanya, mengejar Hydra melalui satu demi satu dunia. Semua itu ... pria itu lakukan hanya untuk menyelamatkan nyawanya. Quickwear transmigration.
Rumah Masa Kecil by muhammadsubhan1980
muhammadsubhan1980
  • WpView
    Reads 2,514
  • WpVote
    Votes 238
  • WpPart
    Parts 21
"Rumah Masa Kecil" adalah novel trilogi "Rumah di Tengah Sawah" yang ditulis Muhammad Subhan (Padangpanjang, Sumatra Barat). Novel ini berlatar Aceh, berkisah seorang remaja bernama Agam yang mengikuti kedua orang tuanya merantau ke Negeri Tanah Rencong setelah terusir dari rumah di tengah sawah, rumah yang dibangun ayah Agam sewaktu di Tembung Medan. Keluarga ini berjuang hidup di negeri yang baru, meski Aceh adalah kampung halaman sang Ayah, namun negeri itu sedang dilamun konflik. Seperti anak-anak lainnya, Agam bersekolah, bermain, dan menjadi remaja yang sedang mencari jati dirinya. Novel ini sarat renungan, ditulis dengan selera humor pengarangnya sehingga tidak membikin jenuh, dan di setiap babnya penuh lelocon yang kadangkala satir dan mempertanyakan hakikat hidup yang tengah dijalani tokoh-tokohnya.