Di balik topi lusuh yang kamu ceritakan, maka aku ceritakan juga dengan penyampaian berbelit perihal perasaanku padamu. Di mana angka lima menjadi pembeda, di mana aku jatuh cinta dengan cukup aneh, di mana aku mencoba pergi jauh, tetapi Tuhan justru membukakan jalan di 8 tahun sejak pertama aku jatuh cinta. Kepadamu, Dara Laksmi Sasmita. Tulisan berbelit ini aku persembahkan. Tertanda, Apta Priyatama

Tuhan, Apakah Engkau menciptakan purnama dengan masa yang lebih lama? ataukah sama seperti senja? Tuhan, Bisakah cinta juga bertahan lama? ataukah hanya sekedipan mata? Tuhan, Engkaulah pemilik hati. Akankah hati ini menetap lebih lama? atau Engkau putuskan segera berlayar lagi? Tuhan, Engkaulah sang Maha Perencana terhebat. Maka rencanakan lah kisahku dengan Purnama di malam yang gelap bersama ribuan bintang. Rencanakan lah apa yang terbaik untuk diriku. Tuhan, Engkaulah Panglimaku, Maka aku percaya pada perintah-Mu. ?Kanya Bhakti Mayanetra ? Purnama Putra Persada?

[Tersedia di Shopee Alinea Publishing] Tahu apa itu Kuliah Kerja Nyata atau biasa di kenal dengan KKN? Itu ialah kondisi dimana mahasiswa S1 melakukan pengabdian kepada masyarakat pada daerah tertentu. Itulah yang aku lakukan di Lumajang. Sebuah Kabupaten yang dekat dengan Gunung Semeru dan Gunung Bromo. Tepatnya di Desa Kandangtepus, Senduro, Lumajang. Sebuah dusun yang sangat subur tanahnya, sangat ramah pula warganya. Bukan, bukan tentang perjalananku dengan kelompok 164 KKN Transformatif Berbasis Masjid, tahun 2018. Ini ceritaku tentang menemukan dia, seorang prajurit negara yang lebih suka main mobile legend daripada memainkan hati perempuan. Pangkatnya Sertu, baru saja diangkat 3 bulan sebelum kami akhirnya bertemu dalam sebuah kegiatan.

"Masih ingat topi ini?" tanyamu ketika bertemu lagi setelah sekian lama. "Ha ha ha, topi lusuh semacam ini buat apa? Ishhh sudah jadi tentara juga, pakai lah topi Raidermu itu atau topi Kostradmu," tawaku menepuk lengan kirinya. "Topi lusuh ini saksi bisu aku jatuh cinta padamu ketika panas terik di tengah lapangan tenis. Ketika kamu tersenyum di tepi lapangan itu dan ketika aku begitu bersemangat melakukan langkah tegap sambil melirikmu." Tubuhku terbujur kaku. Aku bukan aku yang bisa menjawab cepat seperti biasanya, bukan aku yang berani berdebat.

Tentang sebuah jalan yang diharapkan dan tidak diharapkan. Jalan terbaik yang telah ditentukan. Juga tentang seorang laki-laki yang merelakan masa mudanya untuk mewujudkan mimpi terakhir perempuan yang dicintainya.

Judul memang tak lagi dengan singkatan LiL, tapi ini tetap kelanjutan kisah kami yang dipertemukan di Lumajang. Tokohnya tetap sama, tetap kami. Aku, Haidar Pranadipa Bagaskara dan istriku, Alfiandra Anastasya. Oh, atau mungkin akan bertambah tokoh baru yang menginspirasi, cahaya dariku dan Alfi. "Mas, kalau bikin rica-rica tuh pakai kunyit nggak?" pertanyaannya suatu ketika. "Tanya Mbah Google," jawabku karena tengah sibuk mencari emblem yang terlepas. Sesederhana itu cinta ciptakan cahaya.

Setiap gelap itu memiliki masa cahayanya Maka setiap hidup yang berat itu memiliki masa bahagianya Sandhya ialah masa dimana warna jingga merupakan bahagia Kisah ini terhubung dengan Senja dan Purnama, hingga akhirnya tercipta Jingga di langit Indonesia. Maka nikmatilah kisah ini bersama dengan Senja yang berganti Purnama, esok engkau akan menemui Sandhya di ujung hari. Bacalah bersama dengan secangkir kopi atau cokelat panas. Nikmati juga bersama dengan cinta dan kasihmu untuk Indonesia.

[Sebagian besar part telah dihapus, nantikan versi cetaknya!] Ini kisahku sebagai seorang anak tentara. Hidup di rumah dinas yang cat dindingnya tidak boleh diubah, padahal aku ingin sekali merubah warna tempat tinggalku menjadi merah muda, tapi kata Ayah, "Jangan, itu terlalu imut untuk rumah dinas seorang Tentara." Dan aku sangat kecewa karena itu, bahkan aku sempat berpikir melayangkan protes pada Panglima TNI karena tidak mau merubah warna dasar khas penjaga NKRI. Tapi itu pikiran bodohku waktu masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Sekarang, setelah duduk di bangku SMA, aku suka tertawa karenanya. Merasa bodoh karena meminta pergantian warna cat menjadi merah muda. Kupikir nanti Ayahku tidak akan terlihat garang lagi, dan jika warna berubah merah muda, Bundaku akan lebih mirip Ibu Bhayangkari. Tapi bukan hanya soal itu aku bercerita, ini juga soal seseorang yang begitu manis. Mirip dengan Ayah yang berkata tanpa banyak pembualan. Katanya dia penguasa udara yang gagah dan berani, Byantara Abimanyu. Kisah burukku bersamanya beriringan dengan kisah manis, pahitku bersama keluarga. Itu sepenggal ceritaku sebagai putri pertama yang sangat manja di Keluarga Letkol Inf Purnama Putra Persada dan Anak Baru yang menjadi Primadona, katanya.

Saka Anuraga Bhumi ialah anak seorang pengusaha brand fashion ternama dan CEO Stasiun Televisi Swasta di Indonesia. Ketika sang kakak memilih jalan menjadi politisi dengan jalur yang Ayahnya miliki dan sang adik menjadi desainer ternama mengikuti sang Ibu. Ia memilih jalan lain. Kenapa? Ada alasan yang ia samarkan sementara waktu. Semua terasa berat namun ia tetap mencintai pekerjaan yang ia pilih. Sampai akhirnya ia sedikit frustasi dengan banyaknya tuntutan serta sorotan media terhadapnya. Masalah demi masalah terjadi, silih berganti. Pemaksaan dan kesepakatan pun saling terucap. Hidup penuh kekangan di tengah-tengah cinta yang seharusnya ia perjuangkan. Akankah ia menyerah atau ia berjuang meski menyalahi aturan?

[Dalam Tahap Revisi] "Saya terima nikah dan kawinnya Agni Candrasa Eka Pertiwi binti Hanung Wiratama dengan mas kawin tersebut, tunai." Satu tarikan nafas aku menjawab. Berkat menghafal berminggu-minggu. Kisah ini kutulis ulang dengan suasana yang berbeda, semoga tidak mengurangi kesan yang dulu atau bahkan hingga saat ini melekat diingatan. Kisah ini harus lebih baik, dari segi bahasa dan penataannya. Sebab aku ingin, kisah ini melegenda, terkhusus untuk istri, anak-anak, dan cucuku kelak. Melalui kisah ini, seorang Gibran Angkasa Nusa hanya ingin mengajarkan kepada anak dan cucunya perihal nasionalisme juga untuk menceritakan bagaimana hebatnya istriku, ibumu, atau mungkin nenekmu. Selain itu, aku juga ingin Agni menyadari bahwa ia begitu hebat dalam mendampingiku.