Rival Lomba. Itulah yang dapat menggambarkan hubungan Alvino dan Carren. Sebagai rival lomba, tentu saja mereka sering beradu mulut. Tiada hari tanpa mereka berdua saling beradu mulut, yang membuat suasana kelas 11 IPA 2 selalu ribut. Jika kalian berpikir ini adalah cerita tentang benci menjadi cinta, hmm sepertinya tidak terlalu salah. Lebih tepatnya, si gengsi Alvino dan si egois Carren. Tapi, yang harus kalian ingat di benak kalian sebelum membaca cerita ini adalah Alvino itu bukan tipe Carren sama sekali! Tipe Carren itu anak futsal sekaligus ketua kelas di kelas sebelah, Ryan. Jadi, persentase untuk Carren menyukai Alvino adalah 0 %. Alias gak bakalan terjadi! #1 Dare [08/08/21]

Memiliki sikap gegabah dan memiliki emosional yang tinggi membuat semua orang menyembunyikan sesuatu dari Bella. Bella Agatha gadis cantik yang selalu merasa bahwa semua orang menutupi sesuatu hal dari Bella. "Kebohongan terbesar yang pernah gue rasakan, yaitu saat ini di mana semua orang menyembunyikan sesuatu dari gue. Sebegitu gak pentingnya gue di hidup kalian? Bahkan pacar gue sendiri bohong sama gue, bukan hanya dia tapi keluarga. Orang yang paling dekat sama gue, lebih parahnya sahabat gue sendiri juga bohong sama gue, hidup gue memang beban buat kalian." Bella tersenyum, menundukkan kepala berusaha meredakan emosinya. Penasaran sama ceritanya? Langsung baca aja ok. Cerita akan di revisi jika author moodnya bagus, maklumi ya kalau typo bertebaran kek janji mantan Cover by: @Tehfika Start : 15 Februari 2021 Status : On going #2 Bella (12, Maret 2021) #1 Jefri Nichols (13, Maret 2021) #1 Bella (21,Mei 2021) #2 iri (28, Oktober 2021)

DUNIA INI KEJAM, SIAPA YANG KUAT DIA YANG BERTAHAN "Ayahku yang kau bakar hidup-hidup!" Ucap Taehyung, sedangkan Park Chanyeol masih mematung ditempatnya. "Seorang anak yang kau pisahkan dari ayahnya, istri yang kau pisahkan dari suaminya. Kematianmu tak akan kubiarkan lolos kali ini!" "Kematianmu telah dihitung mundur sejak kau membunuh ayahku." Park Chanyeol tidak gentar, ia mengangkat senjatanya lalu berkata, "baiklah kau dapat berpidato disaat-saat terakhir kematianmu." "Biar ku ulangi, Kematianmu telah dihitung sejak kau membunuh ayahku." _________