Ternyata dunia begitu sempit, hingga setelah beberapa tahun akhirnya kita dipertemukan lagi oleh takdir ~ *** Angkasa langit alvano~ Jika bukan karena kepintarannya, maka nama Angkasa sudah tidak terdaftar lagi pada deretan siswa di SMA Tri bakti, yang artinya ia dikeluarkan dari sekolah tersebut. Tingkah Nya yang absurd dan selalu membuat onar membuat para guru hanya bisa menggelengkan kepala. Namun kepintarannya tidak usah diragukan lagi, tanpa belajar, tanpa memperhatikan penjelasan gurupun ia dapat menguasai semua materi. Angkasa juga tidak pernah terlibat dalam urusan asmara. Menurutnya cinta itu rumit, lebih rumit dari rumus fisika, lebih rumit dari rumus Matematika, bahkan lebih rumit dari hidupnya. Padahal ketampanannya sangat mendukung hal itu. Tanpa Angkasa duga. sejak pindah ke SMA Tri bakti, ia bertemu lagi dengan teman masa kecilnya. Seorang cewek berambut sepunggung dengan senyum manis yang pernah ada di hati Angkasa. Tapi itu dulu, tidak untuk sekarang. Dulu saat ia masih menganekan seragam putih merah.

Bagaimana jika tidak ada angin tidak ada hujan seorang laki-laki menghampirimu lalu menyatakan cinta sebegitu mudahnya? Seperti yang dialami oleh Challista zoya avania. Gadis berambut sebahu dengan lesung pipi di pipi kirinya. Secara tiba-tiba kakak kelasnya menyatakan cinta kepada dirinya dengan alasan yang sangat tidak masuk akal. **** "Mulai sekarang lo jadi cewek gue." "Hah. Maksud kakak?" "Iya kita pacaran. Lo cantik dan gue ganteng, pas kan." _________ Jika perpisahan adalah akhir dari segalanya, mengapa kita harus dipertemukan? Challista zoya avania~ Mungkin benar jika cinta tidak harus memiliki. Bila aku memaksakan untuk ingin memiliki dirinya mungkin itu bukan cinta, melainkan obsesi. Alzio zaveno Mahendra~