Happy reading!🖤
Aku selalu mengibaratkan alat musik itu kamu,,
Nada yang kamu hasilkan itu aku,,,
Dan takdir adalah orang yang memainkan mu,,,,
~Melodi Kristalia Ardyanata
_____
"Ziel, aku nggak suka pahit!"
Langkah selanjutnya dari sebuah janji yang diingkari adalah merelakan. Itulah mengapa manisnya janji bisa berotasi menjadi pahitnya pengkhianatan.
Lalu bagaimana seorang gadis penyuka makanan manis menerima sesuatu kepahitan dihidupnya?
--------------------------
Alangkah lebih baik jika Follow dulu sebelum baca!
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA!
MAAF KALO BANYAK TYPO😅
MAAF JUGA JIKA BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN YANG TIDAK SESUAI PUEBI
MASIH PEMULA DAN MEMBUTUHKAN SARAN SERTA KRITIK DARI KALIAN❤️
📌DON'T COPY MY STORY !!
WARNING(❗) MENGANDUNG UNSUR KEBAPERAN YAH. LANGSUNG BACA AJA:* !
"qiy agak maju an dong" ucap Sam dengan penuh sabar .
"Gamau, Lo bau"
Dengan telaten Sam memotong kan kuku qilla . Lalu ia meletakan pemotong kuku dan mulai mengikis jarak dengan qilla.
"Tapi Lo sayang kan ?!" Ucapnya sambil mencubit pipi gembil qilla .
*Blush*
Qilla tidak menjawab namun mengalihkan pandangan nya ke arah lain untuk menutupi wajahnya.
____
Mau tau kelanjutannya? Yuk baca :*