Ketika terjadi pembunuhan berantai atas beberapa tokoh kenamaan di dunia persilatan, Wisnumurti terpanggil untuk menyelidiki apa yang sesungguhnya terjadi. Dan semua menjadi tak mudah ketika Jaladri yang anak orang kaya ikut bergabung. Tak saja mereka kemudian harus berurusan dengan orang-orang Keraton Pasir yang haus darah, Jaladri kemudian pun hilang karena diculik Suwung Saketi dan Remak, pasangan pendekar golongan hitam keji yang suka makan daging manusia. Dan darah makin banyak tertumpah menjelang pelaksanaan pertemuan para tetua perguruan-perguruan besar di Padepokan Perguruan Matahari, terutama ketika kelompok kegelapan Lambang Merah yang menyembah iblis mulai ikut ambil bagian untuk menyebarkan pengaruh mereka. Lalu rahasia mengerikan yang tersembunyi sekian lama perlahan-lahan terkuak. Dan nama Jaladri ikut disebut di situ. Ia ternyata tak sesederhana yang disangka semua orang selama ini!

Kekhawatiran Lintang Abang terhadap cucunya, Parasu, kian terjawab. Parasu masih memendam dendam begitu dalam semenjak kematian kedua orang tuanya di tangan orang-orang Perguruan Mata Angin. Dendam yang sebenarnya terlalu berat untuk dipikul anak usia sepuluh tahun. Lintang Abang ingin membawa cucunya itu terus bersembunyi hingga prahara di Kediri berakhir. Ia berangan-angan nanti di suatu masa bisa hidup tenang dengan cucunya di pedesaan sembari bercocok tanam. Sesuatu yang sudah ia idam-idamkan dari dulu. Sejak sebelum Parasu lahir. Seusai Lintang Abang melewati berbagai tragedi, ia tak lagi bisa membedakan, siapa penjahat dan siapa pahlawannya. Ia berpikir tak perlu memusingkannya jika bisa menanggalkan kehidupannya sebagai seorang pendekar. Tapi, apakah Lintang Abang masih punya pilihan lain? VERSI LENGKAP DAN DETAIL SILAKAN BACA DI GOODNOVEL, TERIMA KASIH