firdhsa
- Reads 1,239
- Votes 112
- Parts 12
Menyadari keberadaannya yang hanya berjarak beberapa senti dengan Mazaya, ia memutuskan untuk mundur beberapa langkah. "Satu meter, cukup?" Seloroh Labib kaku.
"Saya lebih nyaman sendiri, dari pada harus berduaan dengan yang bukan mahram walaupun dengan batas jarak yang cukup."
Labib menurunkan kedua alisnya. "Kamu mengusir saya?"
"Tidak" Sanggah Mazaya.
"Baik. Saya mengerti maksud kamu," Labib mengerdipkan matanya. "Tapi sebelumnya saya ingin bertanya. Boleh, kan?"
"Silahkan, seperlunya!" Jawab Mazaya tegas.
"Apa yang membuatmu jatuh cinta pada seni?"
"Saya tidak tahu. Tapi, seni sudah menjadi pelengkap hidup bagi saya."
"Kalau begitu, izinkan saya menjadi bagian dari seni itu!"
Mazaya menyerngit, "maksud Tuan?"
"Pelengkap hidupmu," ujarnya tegas.