Li Shuwan seorang gadis vampir berdarah manusia yang menaruh dendam pada bangsa vampir karena kejadian 10 tahun lalu yang dialami keluarganya. Walau dalam tubuh Shuwan mengalir darah vampir Kejadian 10 tahun itu dikarenakan kisah cinta orang tuanya yang melanggar hukum alam. Disaat peperangan antar manusia terjadi, nyawa dan cinta kedua orang tuanya yang harus di korbankan Sekolah elit yang dikhususkan untuk bangsawan vampir bernama Moxili yang dijuluki surga dunia ini menjadi target utama Li Shuwan untuk membalaskan dendamnya kepada bangsa vampir karena Moxili adalah sarang terbesar bangsa Vampir berkumpul

kehidupan SMA terkadang memiliki banyak sekali konflik, konflik pertemanan atau percintaan, itu memang konflik yang sering terjadi. Drama... dunia ini memang penuh drama

Suara teriakan terdengar nyaring di telinganya. Entah 'buta' adalah sebuah anugrah yang tuhan turunkan padanya atau tidak, kejadian pembunuhan berantai malam itu membuat orang yang ia sayangi lenyap seketika 'itu adalah mimpi buruk sesungguhnya...' di umurnya yang terbilang masih muda sudah harus menelan pil kehidupan Dia adalah putri satu satunya dari keluarga besar Xiao. Mempunyai kemampuan beladiri dan obat obatan dalam dirinya, menyembuhkan dengan tangan kanannya dan membunuh dengan tangan kirinya. "kau tahu kejadian pembunuhan berantai semalam siapa yang selamat dari keluarga Xiao??" "siapa?" "Si putri buta itu!!"

Hinata hyuga, seorang mafia beracun dari klan hyuga dengan keterampilan medis ilahi. Membawa orang kembali dari kematian dengan satu tangan, sambil membunuh penjahat dengan tangan lainnya, memenangkan julukannya "Dewi kematian" karena sebuah gelang pemberian kakaknya.hinata melewati ruang dan waktu dan dipindahkan ke tubuh dirinya pada masa perang ninja Siapa yang tahu? Hinata yang sering dipanggil Dewi kematian itu mempunyai sisi pemalu dan lemah didunia lain?

kalo udah jodoh yaudah... "namaku Hyuga Hinata" Seorang perempuan cantik sedang berdiri didepan papan mengenalkan dirinya Terlihat wajah dingin dengan tatapan yang tajam menusuk tulang, suasana menjadi hening ditambah dengan tatapan perempuan itu