[FINISH] ----- "Seseorang yang berada di depan, akan tetap kalah dengan yang berada di belakang sana dan tetap menunggu dengan segala kepastian." - Daris "Ada seseorang yang terlihat cuek di matamu. Namun, dalam setiap doanya tak pernah lupa menyebut namamu." - Sabiya Jodoh itu perkara yang pasti. Menjemputnya tak perlu buru-buru sampai lupa diri. Bisa jadi, ajal yang lebih dahulu menjemput diri ini. Berbagai alasan hadir dalam kehidupan setiap manusia, membuatnya harus bisa semakin memahami setiap hikmah yang terdapat dalam setiap peristiwa.

Aku ikhlaskan, segala rasa cintaku padamu, terbang terbawa angin dalam keridhoan Kiyai. AKu tukarkan rasaku padamu dengan barokah yang ku harap dari Kiyai. Aku ikhlas...sungguh aku iklas. Melepas mu bersama sahabatku. 💔

[Beberapa part dihapus untuk kepentingan penerbitan] [Spritual-Romance] Blurb : Ning, julukan itu pernah terlontar dari mulut seorang lelaki saat masa kecil Shabi. Lelaki itu adalah putra dari seorang kyai, dia bernama Rizal Bahtiar Sakhi. Sosok laki-laki dengan sifat penyayang yang berhasil meluluhkan hati Shabi di masa kecilnya. Lambat laun, rasa sayang antara keduanya itu berubah menjadi rasa cinta, dan Gus Sakhi sendiri tidak pernah menyesali rasa yang saat ini tengah bertengger di hatinya. Walaupun harus ada rasa sakit saat menahan perihnya rindu. "Takdir memang sudah digariskan oleh sang Maha Segalanya, tapi usahaku tak pernah selesai untuk berdo'a agar takdirku sama dengan takdirnya. Imamah Shabirah Izzah. Kau, Ningku!" ~Rizal Bahtiar Sakhi