Favvo
3 stories
CINDER - ELLA by jasendradee
jasendradee
  • WpView
    Reads 1,590,325
  • WpVote
    Votes 152,891
  • WpPart
    Parts 50
Bagaimana jika dua gadis kembar identik bertukar tempat untuk menyelamatkan diri dari masalah masing-masing?? Cinder dari kejaran ancaman drop out dan Ella dari bullying teman sekelasnya? Ancaman drop out mengejar Cinder akibat nilai akademiknya yang buruk karena sering terlambat dan bolos sekolah. Sementara Ella, memiliki masalah dengan teman sekelasnya yang selalu membully dan menyakitinya secara fisik. Ella yang jenius namun memiliki hati selembut salju, selalu diam saat orang-orang di sekitarnya menyakitinya, karena Mama selalu mengajarkan, kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan juga. Sementara Cinder, yang sedikit kasar dan urakan, harus puas dengan kapasitas otak seadanya. Suatu hari, Cinder menemukan beberapa lebam di tubuh Ella. Hal itu membuatnya naik pitam. Tidak boleh ada yang menyakiti saudari kembarnya, apapun alasannya! Berbekal kemarahan, Cinder memutuskan menjadi Ella dan memberikan pelajaran atas luka-luka yang diterima Ella. Dan Ella menurut saja saat mesti menggantikan posisi Cinder dan menyelamatkan nilai-nilai akademisnya. Cinder akan menjadi Ella dan tinggal bersama Mama. Sementara Ella akan menjadi Cinder dan tinggal bersama Papa. Hingga kemudian keduanya dipertemukan dengan berbagai masalah yang terus berdatangan di sekolah masing-masing, termasuk ketidakmampuan menolak kehadiran seorang Kafka Alvaris Hadinata dan Revas Alaric Nursapatti, cowok-cowok populer di ketegorinya masing-masing, yang sayangnya sangat menguras emosi. Berhasilkan Cinder dan Ella bertukar tempat serta menyatukan kembali kedua orantua yang sudah bercerai namun masih saling menyayangi? Lalu, bagaimana dengan Kafka dan Revas? CINDER - ELLA | original fiksi 2015 by jasendradee
100 Orilette by inibulan
inibulan
  • WpView
    Reads 2,201,794
  • WpVote
    Votes 18,802
  • WpPart
    Parts 7
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [COMPLETED] "Tolong, berhenti ikutin gue. Lo itu nyeremin, tau!" Gerda Mahardika, hanya mengetahui namanya saja sudah membuat Candy enggan berurusan dengan si cowok berandalan yang ditakuti di SMA Gelora itu. Namun, tiba-tiba saja cowok yang paling dihindarinya itu menampakan diri di hadapannya dan mencoba masuk ke dalam hidupnya yang sudah hancur berantakan. Candy sebisa mungkin menghindari Gerda, tapi cowok itu terus berusaha mendekatinya. Hingga Candy pun menyerah, ia membiarkan Gerda masuk ke dalam hidupnya sebagai sosok Gema. Untuk sesaat Candy senang, kehadiran cowok itu mampu membuatnya tersenyum kembali. "Selalu ada banyak cara untuk membuatnya tersenyum, dengan atau tanpa aku di sampingnya." Pada akhirnya, Candy sampai pada satu titik di mana ia menyadari, keputusannya membiarkan Gerda Mahardika masuk ke dalam hidupnya adalah sebuah kesalahan. cover : iu_graphic 100 Orilette. ©Fuby Filian | 2 Januari 2018
Inside You by ztywi29palestina
ztywi29palestina
  • WpView
    Reads 37,942
  • WpVote
    Votes 4,436
  • WpPart
    Parts 41
"Coba Atha tebak, apa yang jauh di mata tapi dekat di hati?" "Usus." "ATHAA!" ___ Begitulah Atha di mata Netha. Serius, dingin dan kaku. Jika Netha selalu mengejar Atha, maka Atha selalu mengejar uang. Jika Netha selalu mencintai kehadiran Atha, maka Atha selalu mencintai pelajaran hitung-hitungan. Jika Netha selalu berambisi mengejar untuk mendapatkan Atha, maka Atha selalu berambisi untuk mengejar cita-citanya. Netha dan Atha. Keduanya bagaikan langit dan bumi, Yin dan Yang serta air dan api. Sedikitpun tak ada celah bagi Netha untuk mendapatkan Atha dalam hidupnya, Atha yang selalu melihat ke depan, Atha yang selalu bergerak maju tanpa memerhatikan sekelilingnya membuat Netha harus mengejar sosok itu dengan cepat. Hingga pada akhirnya Netha berhasil menghadang jalan Atha, gadis itu menjulurkan tangan agar dapat berjalan bersama-sama namun ditepis dengan cepat oleh Atha. "Lo tahu? Rasa lo itu cuma sekedar ambisi buat ngedapatin gue. Gue enggak mau buang-buang waktu buat ngeladenin orang kayak lo." -Atha Adithya- "Kamu selalu jalan ke depan, natap ke depan, buru-buru tanpa mencoba menikmati setiap momen di samping kamu. Memangnya di depan ada apaan sih?" -Netha Fanindita-