micamicuu's Reading List
2 stories
Back to Eighteen by micamicuu
micamicuu
  • WpView
    Reads 178
  • WpVote
    Votes 52
  • WpPart
    Parts 5
"Sudah satu bulan kita dekat. Jadi, kapan kita bisa pacaran?" "Tunggu sampai hati gue benar-benar pulih ya, gue gak mau ngajak lo masuk sedangkan rumahnya masih berantakkan." ••• Inilah kisah seorang Laziva Eadlyn, seorang murid yang merupakan anggota Palang Merah Remaja (PMR) di sekolahnya yang jatuh cinta pada ketua ekskulnya sendiri, Kaysan Andreas. Ekstrakulikuler PMR yang awalnya terasa biasa saja dan sangat membosankan, kini berubah menjadi kegiatan paling menyenangkan dan selalu ia tunggu-tunggu. Bukan karena materi atau kegiatannya, melainkan karena seseorang yang sekarang menjadi ketua ekskulnya, kehadirannya sukses membuat Laziva yang tadinya malas-malasan kini selalu hadir dan tidak pernah absen. Namun, dibalik kegigihan Laziva dalam mengejar cintanya, rupanya Kaysan terlihat biasa saja. Laki-laki itu sadar akan perasaan Laziva padanya, tetapi ia memilih diam. Bukan karena tidak tertarik, melainkan ada trauma masa lalu yang membuatnya sulit untuk mempercayai perempuan lagi. "Gue hargai perasaan lo. Tapi kalo lo minta feedback sekarang, gue belum bisa kasih." Lantas, trauma apa yang sebenarnya Kaysan alami? Dan bagaimana seorang Laziva, dengan segala kegigihan dan ketulusanya dapat meluluhkan hati Kaysan? Star: 13 Oktober 2025
Location Unknown by micamicuu
micamicuu
  • WpView
    Reads 49
  • WpVote
    Votes 12
  • WpPart
    Parts 2
"Penjahat yang sebenarnya adalah mereka yang melihat jelas kejahatan di depan mata, tetapi memilih bungkam." Manoel Xanver Kalingga adalah seorang penyidik ulung di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim). Tugasnya sehari-hari adalah menginvestigasi dan menyelidiki kasus-kasus pelik, mulai dari kejahatan jalanan hingga pembunuhan terencana. Di divisinya Noel-begitu ia akrab disapa-dikenal sebagai detektif paling cerdas dan gesit. Sering kali kasus yang membutuhkan waktu berhari-hari untuk diselesaikan oleh tim lain, bisa ia pecahkan hanya dalam satu hari. Bagi Noel, sebesar apapun kasusnya, itu bukan masalah, selama tidak melibatkan individu yang berkuasa atau 'orang penting'. Jika sudah berhadapan dengan mereka, Noel memilih untuk 'angkat tangan' -karena di sana, yang akan berbicara bukanlah kejujuran, melainkan uang dan kekuatan. Dan kini, ketakutannya menjadi kenyataan. Ia harus menghadapi kasus rumit yang langsung mempertemukannya dengan Kepala Hakim-nya sendiri. Apakah Noel dapat menyelesaikan kasusnya atau justru ia memilih untuk menyerah?