_hrlna
Dulu, Amanda berpikir masa SMA yang sangat indah akan datang sebentar lagi, membuat suasana baru, cerita yang pasti lebih seru, dan menyenangkan setelah ia menamatkan masa putih birunya. Namun, semua impian itu lenyap dalam kesunyian--- malah lebih buruk dari sebelumnya. Sampai di satu titik ia berpikir bahwa SMA itu layaknya kota metropolitan, tempat dimana manusia menaruh harapan besar dan kehidupan yang lebih baik. Tempat yang sangat luas dan tidak malu-malu menunjukkan sisi gelapnya, ladang yang membuat manusia banyak belajar tentang hiruk pikuk perkotaan, melihat kerasnya kehidupan yang memang begini adanya. Semua berlomba menjadi yang terbaik sampai memaksa kapasitas diri sendiri, lebih menyakitkan lagi berpura-pura jadi yang paling baik seolah lupa masih ada makna tulus di dunia ini. Semuanya sama dengan kehidupan di SMA, lingkungan itu membawanya ke ruangan nyata yang bukan sekedar pengharapan yang selalu diinginkan, tertampar beberapa kali oleh realita, menemukan orang-orang palsu di sekitarnya.
Namun, semua ini berdasarkan sudut pandang Amanda saja.