Bagaimana rasanya bepergian setelah putus? Bagaimana rasanya menelusuri tempat-tempat dan sudut asing sendirian? Mengingat bahwa pernah ada kisah yang tercipta dan warna yang terlukis saat masih bersama. Memimpikan hari-hari di masa depan saat bepergian berdua. Kini, di jalan yang pernah kita ceritakan dahulu, kita berjalan sendirian hari ini. Menelusuri jalan dan gang-gang kecil yang dulu hanya dalam bayangan, lalu mengingat kisah waktu yang berlalu ketika belum putus. Kita pernah melukiskan tawa dan senyum yang tercipta karena sukacita. Memimpikan hari ini kita saling bergandengan tangan, namun nyatanya kita hanya sendiri berteman sepi dan luka yang tak kunjung melupa. Di Jogjakarta, semesta mengajak kita bercanda. Di sudut Asia yang tak pernah berakhir itu, kita bertemu setelah putus cinta. Beradu, bersilang jalan, dan saling menyalahkan masa lalu. Annisabslm © 2020

Nara Alisa dan Alkan Alfaro bertemu bagai takdir, lalu menaruh harap pada rasa dalam pertemuan yang biasa. Di Bandung yang merona, mereka pernah bertaruh tentang siapa yang paling lama bertahan, atau justru menyerah paling awal. Mereka telah dipertemukan, namun tak pernah bersua karena terlalu lelah menyatakan perasaan, padahal ingin bersanding di akhir kisah. Namun di Bandung, mereka sama-sama melupa pada luka. Juga, menyapa pada rasa. Berlayar bersama berharap bahagia. Mengarungi rasa untuk berlabuh pada kisah yang sama. Semuanya sia-sia pada akhir yang belum selesai. Ke mana arah kisah yang harus dituju saat dua frekuensi rasa masih sama, namun semesta mengajak bercanda dengan luka? Started: April 1, 2020 -Annisabslm © 2020