ziuzizan_88
- Reads 2,542
- Votes 55
- Parts 17
Li Qie, seorang pemuda berusia 18 tahun dengan wajah androgini yang mempesona, adalah anak tunggal dari Jenderal Hua, pendekar pedang terkemuka di era Dinasti Ming. Kehidupannya yang penuh dengan janji sebagai pendekar pedang hancur ketika pasukan Mongol di bawah komando Jenderal Taqui menyerbu dan menaklukkan Dinasti Ming.
Di tengah kekacauan perang, Li Qie menyaksikan kematian ayahnya dan dirinya sendiri jatuh ke tangan musuh sebagai tawanan.
Jenderal Taqui, yang dikenal kejam dan tak kenal ampun, segera menyadari keanehan dan kecantikan pada wajah Li Qie. Terpesona oleh fenomena langka itu, Jenderal Taqui tidak membunuhnya, melainkan menjadikannya tawanan pribadi. Jenderal Taqui tidak hanya ingin menguasai Li Qie secara fisik, tetapi juga ingin mematahkan semangat pendekarnya. Dimulailah penderitaan Li Qie saat ia secara paksa diubah menjadi seorang wanita. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai, pakaian laki-lakinya diganti dengan jubah sutra wanita, dan ia dipaksa belajar etiket dan perilaku perempuan di bawah pengawasan ketat.
Hati Li Qie hancur. Ia yang terbiasa memegang pedang, kini dipaksa memegang kuas dan cermin. Setiap sentuhan, setiap kata, setiap tatapan yang memaksanya menjadi sesuatu yang bukan dirinya, terasa seperti tusukan pedang di hatinya. Kehormatan dan identitasnya sebagai seorang pendekar perlahan terkikis, digantikan oleh peran baru yang ia benci. Ia mencoba melarikan diri, memberontak, dan melawan, tetapi kekuasaan Jenderal Taqui terlalu besar. Setiap perlawanan hanya memperkuat tekad sang jenderal untuk menguasainya seutuhnya.
Waktu berlalu, dan Jenderal Taqui terus menunjukkan dominasinya. Li Qie menyaksikan dirinya perlahan kehilangan jati dirinya. Ingatan akan masa lalunya sebagai seorang pendekar, anak dari Jenderal Hua, mulai memudar.