ppeachyvityy
Ada anak yang selalu tersenyum. Bukan karena bahagia, tapi karena takut terlihat hancur.
Namanya Kalandra. Semua orang bilang dia hangat, sopan, ringan diajak bicara - seolah hidupnya tidak pernah mengenal luka. Tapi mereka tidak tahu, senyum itu lahir dari rasa sakit yang sudah terlalu sering menolak untuk disembuhkan.
Di rumah, setiap tawa adalah penghinaan. Setiap ulang tahun adalah pengingat tentang sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Dan setiap pagi terasa seperti hukuman yang datang lagi dan lagi.
Namun hidup punya cara aneh mempertemukan dua jiwa yang sama-sama retak. Raina datang bukan dengan cahaya, tapi dengan diam yang menenangkan. Ia tidak berusaha menghapus luka, hanya duduk di sampingnya, seolah berkata: "kamu tidak harus sembuh hari ini."
Mungkin itu yang disebut fajar-bukan terang yang menyilaukan, tapi waktu di mana kegelapan akhirnya berhenti melawan.
Namun, tak semua perjalanan menuju cahaya berakhir dengan terang. Beberapa hanya membawa kita sampai di tempat di mana luka bisa berhenti berdarah-dan itu sudah cukup.
Bagi Kalandra, tempat itu bernama Raina.
Dan bagi Raina... mungkin fajar itu sendiri adalah dia.