(Lokal AU! Social Media AU! ) Kota Bandung yang biasanya dipandang Arthit sebagai 'tempat kuliah' saja, mulai berbeda semenjak ia menjalin hubungan dengan adik tingkatnyaㅡ Kongpob. Setiap sudut kota Bandung sekarang mengingatkannya pada pria bermulut manis tersebut. Mulai dari Tukang sate depan kampus, Nasi uduk mang Ujang, Nasi goreng Ikimura, Taman Hutan Raya, sampai ke tempat tempat terpencil. Bagaimana kisah kasih mereka berdua selama ini? Let's take a peek!👀 [ Cerita ini diambil dari karakter Sotus the series ya! Hanya latar belakangnya saja diubah menjadi Bandung, All the characters belong to Bittersweet. Untuk kisah bagaimana Kongpob dan Arthit bisa bersama, mungkin nanti kalo aku mood, bakal aku buat cerita awal mula mereka bersatu👀 jadi ini kurang lebih keseharian mereka, plus ini buat ngobatin kangen sama sotus, Enjoy it! Semoga suka🖐🏻 ]

[END] jadi ceritanya kita lagi buka-buka berhadiah hp-nya arthit dan akhirnya malah ngebongkar semua medsosnya dia peringatan: bahasa ga baku. obrolan kadang mengarah ke yang iya- iya. yakali chatting sama temen pake bahasa baku lu pikir presiden (basically lurking the lovebirds tapi pake bahasa karena saya kurang kerjaan)

Kongpob adalah mahasiswa yang disenangi banyak orang, dia dari keluarga terpandang dan kaya raya, memiliki otak yang cerdas dan pintar disegala bidang, memiliki banyak teman, memiliki jiwa kepemimpinan, dapat membuat banyak orang terpikat pada pesonanya. Dia adalah Moon dikampusnya, mahasiswa satu-satunya yang mendapatkan dua gelar sekaligus diacara kampus saat tahun pertamanya. Tahun pertamanya dia sudah bertitle sebagai idola kampus. Membuat geger semua orang saat hubungannya dan P'Arthit-ketua ospek pada tahun itu- go public. Semua orang mengatakan betapa beruntungnya Arthit bisa mendapatkan Kongpob. Kongpob yang merupakan sosok sempurna teladan mahasiswa yang disukai oleh banyak orang, tidak hanya mahasiswa atau dosen, bahkan beberapa pedagang yang berjualan disekitar kampus mengenal baik sosok Kongpob yang ramah. Orang-orang menatap Arthit dengan pandangan iri penuh kecemburuan, betapa sangat enaknya hidup Arthit, karena memiliki Kongpob kekasih yang sangat pengertian dan penuh kasih sayang. Semua orang hanya memandang Arthit sebagai sosok yang paling beruntung dihubungan mereka. Tanpa mereka tau, bahwa Kongpob juga sama beruntungnya memiliki Arthit.