Aku perempuan biasa kemarin, sebelum duniaku berubah setelah tertidur malam itu. ... "Tidak ada yang dapat keluar dari tempat ini. Terjebaklah sampai kamu merasa putus asa untuk mendapatkan jalan keluarnya. " ...

Jika bisa memilih, Aura tak menginginkan dirinya mati konyol karena terpeleset kulit pisang setelah mencaci ibu-ibu yang mengendarai motor tanpa tahu mau belok ke arah mana. Disaat lampu sein di nyalakan sebelah kanan, tapi ia malah berbelok ke arah kiri, yang membuat Aura mau tak mau menarik rem dengan terburu. Beruntung, hanya ia yang terluka akibat tindak seenaknya dari ibu-ibu itu. Akibat kematiannya yang mendadak, ia membuka matanya di dunia yang sama sekali berbeda dengan tempat dimana ia tumbuh besar. Membuka mata dengan identitas baru sebagai Persephone, membuat Aura mau tak mau menelan ludah bulat-bulat. Bukan berkah yang ia terima, malah karma yang ia dapat. "Lebih baik gue mati masuk neraka daripada mati buat bangun di tubuh ini. "

R16+ Dulu, kupikir selama aku diam semua akan baik-baik saja. Kini aku sadar, bahkan dalam sunyi, tak ada tempat bagiku untuk bersembunyi. Dia mampu mengetahui keberadaan ku, bahkan di tempat paling sunyi, dengan bibir tertutup rapat. ➹➷ "Padahal aku sudah mencari berbagai cara agar kamu tidak membunuhku. Tapi aku lupa, bahkan untuk menghilangkan satu nyawa, kamu tidak membutuhkan alasan. " "Kamu salah, Satu-satunya orang yang ingin aku bunuh itu, mereka yang memiliki otak polos dan hati suci. Dan, ada satu lagi kategori yang masuk ke dalam korban ku. Mereka yang berani menyakiti kamu, aku akan membunuhnya untukmu. " ➹➷ Started: Des2020 Finish: Sep2021