Adisty hidup di antara daftar harapan yang tak pernah selesai. Rangking terbaik, lomba nasional, juara umum, nilai tertinggi, multitalent, semuanya harus sempurna, karena itu satu-satunya cara agar ia diakui. Tapi semakin ia berlari, semakin jauh pula dirinya tersesat. Semakin ia berjuang semakin ia hancur oleh harapannya sendiri. Sampai suatu hari, datang Aru. Pria dengan luka masa lalu yang tak kalah dalam, tapi tahu cara menerima hidup yang tak selalu ramah. Aru mengajarkan satu hal yang sangat berarti bagi Adisty yaitu sebuah 'penerimaan'. Tentang manusia yang pada dasarnya tak bisa selalu hebat dan selalu berusaha, ada satu hal penting yang sering terlupakan yaitu 'istirahat'. *** "Dari pada sibuk mengejar kupu-kupu, lebih baik fokus membuat taman yang indah." "Karena nanti kupu-kupunya datang sendiri ya." "Hahaha, ini nih yang buat kamu gampang kecewa, Dis. Kamu terlalu gampang berharap. Jangan pikirin kupu-kupu, fokus aja sama tamanmu. Mau ada kupu-kupu yang datang ataupun enggak setidaknya kamu punya taman yang indah."

Suka ke pacar orang? Nyaman sama pacar orang? Mau milikin pacar orang? Sorry ya, tapi kalo aku tahu dia pacar orang aku nggak akan suka ke dia!!! Tapi kalo udah terlanjur nyaman gimana? *** "Kenapa lo ngejadiin kecantikan sebagai tolak ukur? Percuma good looking juga kalo bad ahlak." Dia yang ngajarin aku buat bisa nerima diriku dan semua kekuranganku tapi dia sendiri yang bikin aku insecure sama ceweknya! jancokkk!!! *** Mentahan cover by pinterest Copyright © 2021 by SoniaLya

"Kamu yang bikin aku percaya nggak semua cowok itu jahat. Tapi kamu juga yang hancurin kepercayaan itu." -Arimbi Letta Biani *** Letta menyuruh Juan pergi setelah kepercayaannya hancur. Tapi cinta kadang keras kepala, tak pernah benar-benar mau pergi, bahkan saat diminta. Pamit tapi tak pergi adalah kisah tentang luka, gengsi dan dua hati yang belum selesai.