Renjana kabur dari rumah untuk menyelesaikan bucket list yang dibuat oleh saudara kembarnya sebelum meninggal dunia. Dia merasa antusias sekaligus takut karena belum pernah melakukan perjalanan seorang diri. Apalagi dia harus merahasiakan identitasnya supaya tidak diketahui oleh keluarganya dan dipaksa pulang sebelum misinya selesai. Banyak kejutan yang ditemui Renjana dalam perjalanannya, termasuk bertemu dengan seorang lelaki yang menarik hatinya. Sayangnya Renjana tidak mungkin menjalin hubungan dengan siapa pun, karena selain harus merahasiakan identitas, ada hal lain yang tidak memungkinkan dirinya menjalin hubungan asmara.

Peraturan pertama ketika menjalani hubungan bersyarat adalah, jangan pernah membiarkan hati ikut terlibat. Sayangnya, Zanitha melanggar peraturan itu karena membiarkan hatinya jatuh. Konsekuensinya adalah patah hati, dan dia tidak punya pilihan selain mengemas semua mimpi yang pernah melambung tingggi untuk kemudian melarungnya sebelum memulai hidup baru.

Uang adalah penguasa dunia yang membuat roda hidup tetap berputar. Febi akhirnya mengakui kebenaran kutipan itu setelah memikirkan kemungkinan menjual diri demi mendapatkan uang. Kondisinya tidak ideal untuk mendapatkan pekerjaan sesuai disiplin ilmunya. Ketika Febi akhirnya memutuskan menerima tawaran untuk menikah dengan seseorang yang dikenalnya di kelab tempatnya pernah bekerja, dia menyadari bahwa uang ternyata tidak sepenuhnya membebaskannya dari masalah. Pernikahan yang dilakukan demi uang itu akhirnya membuatnya terjebak dalam masalah lain yang lebih pelik dan berujung pada penyesalan.

Cerita ini repost. Sudah pernah di-posting sampai kelar di wattpad, sebelum akhirnya aku tarik karena masih berantakan. Aku posting lagi supaya lapaknya rame. Karena ini produk lama, jadi kakunya masih berasa banget. Sinopsis Kembali ke rumah setelah pergi sekian lama tidak mudah untuk Nayla. Namun dia harus melakukannya karena ayahnya yang meminta. Pulang berarti bertemu kembali dengan Vino, cinta masa remajanya. Nayla tahu jika dia tidak mungkin menghindari Vino selamanya. Mungkin ini memang sudah saatnya mereka bicara selayaknya dua orang dewasa dan menyingkirkan kemarahan di masa lalu. Hanya saja, Nayla juga sadar pertemuan itu jelas akan menghidupkan kembali perasaannya kepada Vino, karena dia tidak benar-benar bisa melupakan laki-laki itu setelah membentangkan jarak dan waktu.

"Kau setia mengikuti langkahku yang terayun, menggayuti embusan napas, sebagaimana aku tak bisa melepas kenangan bersamamu. Karena tahu, akulah penyumbang kesedihan terbesarmu selama hidup. Tolong beritahu aku, akan kebahagiaan itu kuraih tanpamu?" Robby.

(TERBIT) Bertemu kembali dengan seseorang yang menjadi penyebab kepergianku lebih dari dua tahun silam kembali memporak-porandakan perasaan. Aku tidak suka mengakuinya, tapi menghilang ratusan hari tidak membuat apa yang kurasakan pada laki-laki itu lantas meluruh. Tidak. Aku masih tetap pecundang yang sama, yang memelihara cinta bak bara dalam sekam. Menyedihkan. Mengapa aku tidak bisa membencinya setelah dia menyumbang kehilangan terbesar dalam hidupku? Mengapa aku tidak bisa mengabaikannya setelah dia menguras habis air mataku? Sebegitu besarkah pengaruhnya dalam hidupku sehingga aku tidak bisa mengusirnya dari benak dan hari-hariku? Sosoknya terus di sana dan memaksa tinggal. Menjadi satu-satunya laki-laki dalam hatiku. Poros hidupku, bahkan setelah menikamkan sembilu tumpul di hati. Keinginan membencinya sama besar dengan hasrat memilikinya kembali. Lalu, apakah aku harus memaafkannya? Pantaskah dia menerima ampunanku untuk kesalahan sebesar itu? Jujur, aku tidak tahu. Itu dilema terbesarku.

(Sudah Terbit) Apa yang kurasakan pada gadis itu bukanlah cinta pada pandangan pertama, tapi tidak butuh waktu lama untuk merasa terikat padanya. Hanya saja, mendapatkannya jelas bukan perkara mudah karena dia tidak pernah terlihat suka padaku. Tidak sedikit pun. Dan itu menyinggung harga diri, tapi aku tidak bisa lantas berlalu. Itu sama saja meninggalkan medan perang sebelum berjuang. Aku bukan laki-laki pengecut.

Aku memang kebelet pengin cepat menemukan pasangan karena umur tidak bisa menunggu, tapi belum sampai mode putus asa, sampai berondong pun aku gaet. Amit-amit. Bagiku, pasangan itu haruslah laki-laki yang lebih tua daripada aku. Berondong? Oh My God, no way!

Kata orang, ada banyak cara untuk mengobati patah hati. Makessa memilih cara yang paling dia sukai. Travelling. Bersama seorang wartawan National Geographic yang sedang menyusun buku tentang tempat-tempat menarik di tanah air, dia kemudian berkeliling ke berbagai daerah. Narendra adalah teman seperjalanan yang menyenangkan, meskipun dia sangat tertutup untuk hal yang bersifat pribadi. Tidak seperti Makessa yang terbuka menceritakan hubungan cintanya yang kandas, Narendra tidak pernah membicarakan soal cinta. Ketika perjalanan mereka akhirnya berakhir, Makessa menyadari bahwa sudut pandangnya terhadap berbagai hal, termasuk cinta telah berubah.

(TERBIT) Aku bertemu pria itu di atas atap rumah sakit tempatku bekerja, saat shift malam. Dia mirip pangeran yang dikirim oleh jutaan kerlip bintang yang berpendar di langit. Seperti pangeran dalam buku-buku dongeng, dia terlalu baik dan tampan untuk dilewatkan. Dan aku memang jatuh dalam pesonanya. Hanya saja, tidak seperti kebanyakan dongeng yang ditutup dengan desah puas dan senyum di bibir setelah mengakhiri kisahnya di lembar terakhir, kisahku dengan pria itu jelas tidak akan diakhiri kalimat "...and they lived happily ever after". Tidak akan.