Ini bukan sekedar romansa, tapi pelajaran hidup untuk mereka yang suka pesimis, untuk mereka yang sering takut mencoba, takut melangkah, takut gagal, dan takut mengecewakan. Sejatinya kegagalan bukan untuk membuatmu putus asa, tapi jadikanlah kekuatan dan strategi untuk terus melangkah. Raka Pratama tidak pernah jauh dari kata gagal. Gagal dalam skripsi, gagal dalam cinta, bahkan gagal memenuhi harapan ibunya yang selalu menuntut lebih. Di usianya yang seharusnya penuh semangat, ia justru merasa hidupnya seperti hujan deras yang tak kunjung reda,dingin, berat, dan menyesakkan. Namun, segalanya mulai berubah ketika ia bertemu orang-orang yang melihat hujan dengan cara berbeda. Nadia, sahabat yang selalu ceria, menunjukkan bahwa setiap tetes hujan bisa jadi awal pertumbuhan. Pak Surya, dosen sederhana dengan kata-kata penuh makna, membuatnya sadar bahwa matahari tidak pernah benar-benar pergi ia hanya menunggu waktu untuk bersinar kembali. Dalam perjalanan penuh luka, persahabatan, dan pencarian jati diri, Raka belajar bahwa kegagalan bukanlah kutukan, melainkan jembatan menuju arti hidup yang sesungguhnya. Hidup mungkin tidak selalu terang. Tapi, bukankah justru karena ada hujan, kita bisa merasakan indahnya matahari?