Bola mata yang terlihat lelah itu menatap nanar sebuah pohon kering dari kejauhan. Bibirnya sedikit tertarik keatas dan berkedut. "Acel". "Yes sweetheart". "Pohon itu kaya gw ya". "Hm?". "Dia masih hidup tanpa satupun daun yang nempel dirantingnya. Dia diantara hidup dan mati tapi lebih milih berdiri". "Ly..", Ansel menatap sendu istrinya itu. "Gw cape acel..gw udah muak sama semuanya", Lyora berjongkok lesu dan membiarkan jaket coklatnya terkena rumput yang basah dan lembab. "I'm here for u baby", Ansel memeluk istrinya dengan erat. "Lo pasti sembuh Ly", tangan kanan Ansel mengusap punggung gadis itu dengan lembut.

Semesta memang tidak bisa diprediksi, sesuatu yang tidak bisa dilupakan dalam sesaat kadang terjadi begitu saja. Perasaan hampa yang menyelimuti sudah Elvano rasakan sejak dahulu, setiap kali ia mencintai seseorang maka saat itulah Tuhan mengambil orang itu darinya. Akankah seorang Elvano Bagaskara dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya?