Mood
2 stories
MPLS by Briankhrisna
Briankhrisna
  • WpView
    Reads 57,379
  • WpVote
    Votes 3,104
  • WpPart
    Parts 5
Bandung, Agustus 2007 Kelas sepuluh A sudah beberapa bulan bersama. Kelas ini berada di paling pojokan sebuah Sekolah Menengah Atas di Bandung. Seakan terasing dari kelas-kelas sepuluh yang lain yang menempati bangunan bersebelahan. Letak yang paling jauh dari ruang guru dan justru paling dekat dengan parkiran membuat kelas X-A menjadi gaduh tak terkira. Kelas kecil berisi 38 siswa dan siswi yang berasal dari berbagai penjuru SMP. Sebagain basar jelmaan dari binatang-binatang yang emang gak pernah bisa diam. Diketuai oleh wali kelas guru Agama yang disegani pada masanya, Ibu Diden, berikut daftar absen X-A tahun pelajaran 2007/2008 *Tersusun sesuai nomer absen yang sebenarnya, namun dengan beberapa nama yang berbeda dari aslinya. *Dilengkapi setiap kemunculan karakter baru. 1. 2. Ramdan 3. 4. 5. Mai 7. Dimas 9. Sidiq 10. Dilla 11. Doni 12. 13. Eri 14. 15. 16. 17. Gilar 18. Haryo 19. Ipeh 20. Ikhsan 21. Irin 22. 23. 24. 25. 26. Bobby 27. Afghan 28. Nurhadi 29. Dian 30. Faisal 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Leona by zarryhendrik
zarryhendrik
  • WpView
    Reads 76,264
  • WpVote
    Votes 1,749
  • WpPart
    Parts 19
Pertama-tama, aku mengenal Leona sebagai teman biasa. Teman yang di kampus aku sering berpapasan. Hingga suatu hari, aku dan dia menjadi teman dekat, intim. Leona pernah bilang, "aku yakin kamu pasti punya sesuatu." Kalimat itu menguatkanku. Dan ada banyak lagi kata yang dia ucapkan kepadaku, sebagian besar di antaranya telah memberikanku semangat untuk bangkit dari keterpurukan. Pada satu sisi, aku merasa butuh disayangi. Di sisi lain, banyak perbedaan. Leona, dia adalah seorang perempuan kaya, polos dan manja, yang dengan tulus merasa mencintai seorang lelaki nakal yang terlalu banyak berharap pada keberuntungan, sementara di hidupnya, dia memiliki banyak masalah yang sebagian besar dari masalah itu adalah masalah yang dia cari-cari sendiri. Dan dia, lelaki itu adalah aku, Joshua. Dari mengenalnya, aku nekat menganggap bilamana cinta itu satu, maka tiga perempatnya itu percakapan.