channisunny
- Reads 2,711
- Votes 327
- Parts 4
Dunia tidak selalu mencintai orang yang lembut.
Kadang, dunia menertawakan mereka - yang berbicara terlalu pelan, yang tersenyum meski hatinya koyak, yang berusaha baik di tengah semua kebencian.
Gao Tu tahu itu sejak lama.
Sejak pertama kali ia belajar bahwa diam adalah cara terbaik untuk bertahan hidup.
Bersuara hanya akan membuatnya dipukul, disalahkan, dan dilupakan.
Maka ia memilih sunyi - tempat di mana tangis bisa terdengar tanpa harus dimengerti siapa pun.
Setiap pagi, sebelum lonceng sekolah berbunyi, ia menulis.
Tangan kurusnya bergerak pelan di atas kertas putih, menulis kalimat demi kalimat dengan tinta biru.
Tulisan itu tidak pernah menyebut nama pengirimnya, tidak pernah menceritakan siapa dirinya.
Ia hanya menulis untuk membuat seseorang bertahan.
Seseorang yang menjadi alasannya untuk terus hidup.
Dan juga... orang yang setiap hari membuatnya ingin mati.
Shen Wenlang.
Nama yang indah, tapi menyakitkan untuk diucapkan bahkan di dalam hati.
Gao Tu menulis surat untuknya setiap pagi - meski tahu, setiap sore, mungkin dirinya akan kembali didorong, ditertawakan, atau disiram air kotor oleh tangan yang sama.
Ia tidak menulis untuk dibalas. Ia hanya menulis agar Wenlang tahu, di suatu tempat yang tidak pernah ia lihat, masih ada seseorang yang percaya padanya.
Mungkin cinta memang sesakit itu.
Tidak selalu tentang memiliki, tapi tentang bertahan - bahkan ketika dunia terus menertawakan luka yang kau sebut kasih.
Shen Wenlang X Gao Tu
Boys Love