Clemira Daneen Albirru, gadis berparas cantik yang biasanya kerap di panggil Cle. Ia pintar tapi tidak kutu buku. Bisa di bilang Ia belajar hanya saat ada ujian atau kuis saja. Cle sudah sering gagal dalam cinta. Maka itu, sekarang Cle susah untuk membuka hatinya lagi. Jadi untuk saat ini Cle masih tidak mau mengurusi soal percintaan lagi dan fokus mengejar cita-citanya. Cle di tuntut oleh orangtuanya agar terus mendapatkan peringkat satu. Tapi, orangtua Cle tidak pernah menyuruh nya terus belajar sampai-sampai lupa dengan sosialisasi. Mereka membebaskan Cle dalam melakukan apapun yang baik asalkan peringkat satu tetap diberikan kepada Cle. Awal-awal Cle memang merasa sangat tertekan dengan tuntutan orangtuanya. Namun seiring berjalannya waktu, Cle membuang jauh-jauh pikiran tertekan nya karena Ia sadar, orangtuanya seperti itu karena menginginkan anaknya sukses di masa depan. Sebenarnya, orang yang pintar tidak harus berpenampilan cupu dan berkacamata tebal. Setidaknya, itu terjadi pada Cle. Ia mampu menghapus image bahwa orang pintar itu harus berkacamata, kuper, dan culun. Cle membuktikan bahwa orang yang pintar dalam mata pelajaran juga menarik sekaligus pandai bergaul serta tidak menjadi pendiam.

Syadza Annala Mahnoor, yang lebih sering dikenal dengan sebutan Syadza Mahnoor. Ia tak pernah lagi memakai nama tengahnya karena suatu alasan yang membuat dirinya sedikit trauma jika diingat kembali. Ia adalah gadis cantik yang memiliki segudang prestasi. Sebenarnya, orangtuanya lah yang memaksanya untuk mengejar semua prestasi. Tapi, Syadza melakukan itu dengan ikhlas walaupun tak sedikit juga Ia mengeluh. Ia memiliki cita-cita menjadi seorang dokter spesialis anak. Entah apa yang membuat nya terobsesi untuk menjadi seorang dokter sejak Ia menginjak usia sepuluh tahun. Syadza pikir Ia tidak akan lagi mendapatkan cinta sejati nya karena pernah dikecewakan. Tapi itu hanya kemungkinan, kan? Bagaimana jika kehadiran Fannan Ghayda yang selalu ada disisinya disetiap keadaan susah maupun senang? "Seseorang yang benar-benar serius selalu punya alasan untuk bertahan, bukan melepaskan" -Syadza Annala Mahnoor-