BakwanBaper
A'an selalu mengejar seorang laki-laki yang bahkan tidak menyukainya. Terkadang, ia sendiri heran dengan perasaannya terhadap laki-laki itu. Padahal, A'an terkenal karena kecantikannya. Baik laki-laki maupun perempuan berbondong-bondong ingin mendapatkan hatinya. Namun, justru ada satu pria yang menarik perhatiannya-seseorang yang sama populernya dengan dirinya.
Pria itu adalah Adler. Tidak seperti orang kebanyakan, Adler tidak tertarik pada pergaulan atau persahabatan. Ia dikenal kikuk dan begitu pendiam, sampai-sampai pernah disangka bisu karena jarang sekali mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Wajahnya selalu terlihat suram dan muram di mana pun ia berada. Namun, justru ketampanannya itulah yang membuatnya terkenal. Sayangnya, popularitas itu membuatnya muak, sebab hampir setiap hari ada saja gadis yang menyatakan perasaan padanya. Di hari Valentine, loker maupun meja kelasnya penuh dengan cokelat bertumpuk.
Hidupnya terasa semakin rumit sejak A'an mulai mengejarnya. Dengan segala cara, A'an berusaha menjadikan Adler sebagai kekasihnya. Hampir satu tahun lamanya ia terus berusaha, namun cintanya tetap bertepuk sebelah tangan. Meski begitu, A'an tidak kenal lelah. Ia terus mencari cara agar Adler menoleh kepadanya, meski hanya sekilas.
Pertanyaannya, akankah A'an menyerah dan mundur dari perasaannya? Ataukah ia masih bertahan dengan cinta yang tak pernah berbalas? Atau, mungkin saja ia menemukan alasan lain untuk melupakan Adler seperti menemukan cinta yang baru?