"Mas, aku kalau tidur harus pegangan tangan." "Kalau aku sedih aku suka minta pelukan." "Aku kalau ngambek harus dibujuk-bujuk." "Aku enggak bisa melakukan apa-apa sendiri. Aku enggak mandiri. Apa-apa harus ditemani." "Aku juga cemburuan, Mas." Bram Adinata Akarsana yang sedari tadi hanya mengangguk-angguk mendengarkan celoteh calon istrinya kini mulai menatap gadis di depannya lekat. "Sudah hanya itu?" Kini giliran Pramitha Anindira yang mengangguk. "Saya bisa terima itu semua, tapi," mata pria itu memicing, "saya seorang dokter kulit dan kelamin. Kamu bisa terima itu?"

🔞 Cerita memuat konten 21+ 🔞 !! Harap bijak sebelum membuka cerita, resiko ditanggung masing-masing! Seorang penulis cerita 21+ dikirim ke dunia buatannya sendiri oleh Administrator misterius. Di dunia itu, seks dianggap sebagai segalanya dan dia berperan sebagai villainess bernama Eris Reagan. Tugas utama Eris adalah balas dendam ke Pangeran Federick. Dari seorang bangsawan yang diasingkan, Eris harus naik tahap demi tahap hingga kembali ke istana utama, tempat targetnya berada. Menggunakan system seks sebagai senjata utamanya, Eris bersumpah akan menjadi pemenang akhir di cerita yang ditulisnya sendiri.

Dara Maharani gadis cantik yang ceria namun berotak mesum dan sedikit binal. Terang-terang mengoda seorang duda tampan berbadan hot dengan satu anak yang menjadi tetangga barunya. Bara Pamungkas, duda beranak satu pindah rumah setelah bercerai dari istrinya. Namun dirinya harus dibuat pusing oleh anak tetangga sebelahnya yang terang-terangan menggodanya, terlebih sang anak justru dekat dengan Dara. Saat keduanya sudah jauh lebih dekat, kehadiran sang mantan diantara mereka membuat Dara cemas, terlebih setelah mengetahui niat sang mantan. Akankah Bara memilih menjalin hubungan dengan Dara ataukah memilih kembali bersama sang mantan??? Hai... reader, akhirnya aku bisa upload juga ceritaku yang kelima. jangan lupa baca juga cerita yang lainnya ya.. 1. I Love you Renata 2. Cinta Dibalut Demdam 3. Senja 4. Semburat Lembayung Senja 5. Menggoda Sang Duda