Empat remaja pembuat onar SMA Garuda berjalan mengendap-endap menuju ruangan pak Budi. "Anjing sakit bego!" Umpat Clara saat kakinya diinjak oleh Galang. "Siapa suruh naro kaki disitu" "Jangan berisik anjir ntar ketahuan goblok" "Ven lo seriusan mau ambil wig nya pak Budi?" Tanya Kenzo pelan. Venna mengangguk semangat. "Gue serius, eh nggak dua rius" "Bukan sepupu gue" ucap Kenzo pelan. "Oke, Kenzo Lo ambil kacamatanya, dan lo Galang ambil wig nya oke" "Ntar kalo gue kena semprot gimana?" "Udah deh lang ga usah banyak protes. Ikutin aja rencana si Venna" sela Clara. "Lo jagain depan, gue mau taruh kopi nya dulu" mereka membawa kopi untuk pak Budi. Ralat untuk mengalihkan perhatian pak Budi. WARNING!!! BANYAK KATA KATA KASAR BERTEBARAN!!!

Lebihmu aku kagum, kurangmu aku maklum. Sampai akhirnya aku harus berhenti, harapku mungkin seharusnya sudah lama mati. *ini kisahku, dari sudut pandangku, bukan sudut pandang DIA atau orang lain. Jangan katakan padanya, jika aku pernah... mungkin mencintainya.

Menunggu?? Menanti??? Hal membosankan yang aku lakukan bertahun-tahun. Menunggu seseorang yg tidak tau jika aku menantinya. Melihat ke arahku. Tersenyum. Dan membalas penantianku. Tapi tidak semua penantian berujung indah bukan??? 🍀 🍀 🍀 🍀 🍀 🍀🍀 Sungguh sulit rasanya untuk aku mengakui "iya, aku mencintaimu". Jadi ku mohon mengertilah tanpa harus aku jelaskan.