Historias de Brothersip

Ketika Jungkook harus melindungi hyungnya yang berada satu kelas dibawahnya

Di balik langkah-langkah kecil seorang anak lelaki menuju hafalan Al-Qur'an, tersimpan mimpi besar dan cinta yang tumbuh perlahan. Bukan sekadar perjuangan menjadi hafidz, ini adalah kisah tentang tekad, keluarga, dan jalan menuju surga. Dengan latar rumah sederhana dan kehidupan yang penuh warna, ia memilih jalan berbeda dari teman-temannya-meninggalkan cita-cita dunia demi harapan akhirat. Tapi di tengah hafalan, ujian pun datang. Lupa hafalan, godaan malas, hingga jatuh hati pada putri seorang ustadzah yang membuat hatinya berdebar setiap mendengar lantunan ayat suci. Akankah ia mampu menuntaskan hafalannya? Dan mampukah cinta tumbuh dalam jalan yang diridhai? Sebuah kisah inspiratif yang menyentuh hati, tentang anak biasa yang memilih jalan luar biasa.

Kehilangan kedua kakaknya secara tiba-tiba cukup menguras tenaga, hati dan pikiran. Ke mana? Kenapa? Bagaimana? Apa yang terjadi? Bagaimana cara bertahan bila di balik atap sebuah rumah hanya tersisa sandiwara, kepura-puraan dan kegilaan? Bagaimana cara merengkuh kembali bahagia itu? Akankah kedua kakaknya ditemukan dan kembali? Rahasia apa yang akan terungkap? Sebesar harapan dan doa agar mereka kembali tetap tidak bisa menekan perasaan takut yang semakin timbul, sebab peringatan itu selalu muncul kembali, merangkak naik perlahan membakar semua harapan yang masih ada di hati, sejelas mentari yang bersinar terik selalu mampu menegaskan bahwa sesuatu yang pernah hilang, ketika ditemukan tidak akan pernah sama seperti semula lagi.

Kisah ini dimulai ketika raga Aruna seperti terlahir dengan versi baru setelah tersadar dari koma selama dua bulan. Raganya memang Aruna, akan tetapi jiwanya adalah jiwa orang lain yang dipilih langsung oleh Aruna untuk melanjutkan kisah hidupnya agar menjadi kisah yang bahagia. Akankah Aruna versi baru berhasil meraih kebahagiaan yang dulu ia idam-idamkan? Mari ikuti kisah Aruna dengan versi baru hanya disini~

Kematian itu jahat. Ia biarkan yang pergi dengan tenang, namun yang ditinggalkan dengan wajah temaram. Kematian itu jahat. Tanpa aba, tanpa pesan, tanpa kabar. Tanpa memberikan kesempatan untuk sebuah pamit.