NoorAraa
Tanpa menjelaskan motif sebenarnya, Elias melamar Alya di depan keluarganya.
Pernikahan berlangsung tenang, rapi, dan tampak seperti pernikahan normal.
Hanya saja...
kebenaran tidak ikut dibawa ke akad.
Ketika Alya tiba di Jerman, hari pertama pernikahan mereka tidak berjalan seperti yang ia bayangkan. Elias tetap hidup dalam dunianya yang dingin dan penuh batas, sementara Alya mulai menyadari bahwa ia menikah dengan laki-laki yang tidak membuka pintu apa pun, termasuk pintu hatinya sendiri.
Serumah, halal, tetapi...
terasa seperti dua orang asing.
Alya menjalani hari-harinya sendirian di rumah besar yang tidak pernah terasa seperti rumah.
Elias kembali sibuk dengan dunianya: kantor, jadwal, dan konflik warisan yang tidak pernah ia jelaskan.
Di Munich yang dingin, Alya harus bertahan dalam pernikahan yang sah... tapi terasa kosong. Karena ternyata, ada luka yang tidak meninggalkan bekas di kulit, hanya di harga diri.
Dan ini bukan kisah "bad boy" yang kasar.
Ini kisah lelaki yang terlalu baik... sampai kebaikannya terasa seperti jarak.
Nikah rasa jomblo-halal, tapi sepi.
Pernikahan yang seharusnya menyatukan dua jiwa,
justru membuat keduanya berjalan di dua dunia yang terpisah, tanpa jembatan, tanpa arah, tanpa tahu bagaimana seharusnya menjadi suami dan istri.
Di balik pernikahan yang sah, tersimpan rahasia yang tidak pernah terucap ... dan jarak yang semakin hari semakin panjang.